Beranda Kepri Kapal Perang Bisa Bermanuver di Jembatan Babin

Kapal Perang Bisa Bermanuver di Jembatan Babin

Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin memimpin rapat koordinasi Pembangunan Jembatan Babin di aula Kantor Gubernur Kepri, di Dompak Tanjungpinang, Kamis (22/11/2020). (Foto: Humas Pemprov)
Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin memimpin rapat koordinasi Pembangunan Jembatan Babin di aula Kantor Gubernur Kepri, di Dompak Tanjungpinang, Kamis (22/11/2020). (Foto: Humas Pemprov)

Keprisatu.com – Pembangunan jembatan fenomenal Batam-Bintan di Provinsi Kepri tetap akan mempertimbangkan masalah pertahanan dan keamanan. Pada situasi tertentu, kapal-kapal perang tetap harus bisa dimobilisasi dan bermanuver meski Jembatan Babin beroperasi.

Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin mengungkapkan salah satu kendala mendasar yang membuat pembangunan Jembatan Babin menjadi terhambat bertahun-tahun, karena belum adanya kesepakatan bersama mengenai berapa tinggi jembatan. Namun dengan Kementerian PUPR sudah ada semacam keputusan bersama mengenai ukuran tinggi jembatan.

”Pada rapat pada tanggal 18 November 2020 lalu, sudah kita putuskan bersama dengan Kementerian PUPR. Tinggi Jembatan Babin, yaitu dari Pulau Buau dengan Tanjungsauh setinggi 40 meter di atas pasang tertinggi permukaan laut,” ungkap Bahtiar, Kamis (19/11/2020) saat memimpin Rapat Koordinasi Pembangunan Jembatan Babin di Aula Wan Sri Beni, Kantor Gubernur, Dompak, Tanjungpinang, Kepri.

Dijelaskannya, dengan tinggi 40 meter di atas pasang tertinggi permukaan air laut akan membuat Jembatan Babin menjadi tinggi. Bahkan akan menjadi yang tertinggi untuk skala nasional Indonesia.

Menurutnya, yang menjadi pertimbangan bahwa tinggi jembatan  harus mencapai 40 meter di atas pasang tertinggi permukaan laut adalah agar tetap bisa dilewati oleh kapal-kapal besar yang melintas. “Pertimbangannya salah satunya adalah pertahanan keamanan. Dengan ketinggian tersebut kapal-kapal perang kita bisa dimobilisasi dan bermanuver dengan leluasa pada keadaan-keadaan tertentu,” jelasnya.

Ditjen Polpum Kemendagri ini sengaja mengundang semua pihak terkait baik FKPD maupun instansi vertikal untuk ikut rapat membahas pembangunan Jembatan Babin. “Proyek ini bukan hanya milik Pemda, tapi ini milik kita semua dan melibatkan berbagai unsur kepentingan, baik keamanan di laut maupun di darat serta berbagai instansi vertikal. Mari bersama kita kawal pembangunan ini sejak awal, untuk pengintegrasian ekonomi dan hukum Batam dan Bintan menuju Kepri yang lebih baik,” ajaknya.

Jembatan Babin rencananya akan mulai dibangun awal 2021 dengan panjang 7,685 Km, sedangkan panjang jalan di sisi darat 7,064 km. Sehingga secara keseluruhan panjangnya mencapai 14,749 Km. Menggunakan anggaran APBN sebesar Rp8,62 triliun. (ks04)

editor: arham