Beranda Kepri Corona Ngamuk di Kepri, Sehari 411 Terpapar

Corona Ngamuk di Kepri, Sehari 411 Terpapar

556
0
Natuna keluar dari zona merah, tinggal Batam, Tanjungpinang, dan Bintan yang masih bertahan.
Ilustrasi

 

Corona ngamuk di Provinsi Kepri, Sehari 411 terpapar.
Ilustrasi

Keprisatu.com – Corona betul-betul sudah ngamuk di Provinsi Kepri. Sehari, pertambahan harian terkonfirmasi positif corona meledak ke angka 411 kasus.

Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Kepri, Ketua Hariannya, DR. H. T.S. Arif Fadillah, SSos, MSi. Arif menayangkan laporan pertambahan kasus yang cukup mengkhawatirkan. Dalam laporan per tanggal 27 Mei 2021, Satgas mencatat pertambahan kasus harian positif terkonfirmasi corona sebanyak 411 kasus.

Laporan di laman Gugus Tugas Covid-19 Kepri itu juga membuat sebarannya. Pertambahan terbanyak dalam hari itu berasal dari Batam sebanyak 145 kasus. Kemudian menyusul Tanjungpinang 74 kasus, Natuna 66 kasus, Lingga 41 kasus, Bintan 37 kasus, Karimun 27 kasus, dan Anambas 13 kasus.

Corona yang ngamuk dengan tingginya pertambahan kasus harian itu, membuat kumulatif positif corona di Kepri langsung melejit. Secara kumulatif sejak pandemi sudah menyentuh angka 15.696 kasus. Sebanyak 2.386 di antaranya kasus aktif, sembuh 12.971 kasus, dan meninggal sebanyak 339 kasus.

Antisipasi Klaster Keluarga

Usai lebaran Idul Fitri 2021, muncul klaster-klaster baru seperti klaster keluarga penularan covid-19. Satgas Penanganan Covid-19 Nasional bahkan memantau potensi penyebaran yang meluas yang terpantau.

Penyebaran itu berasal dari pelaku perjalanan yang positif covid-19 dari satu daerah ke daerah lainnya. Satgas mencontohkan dari Jakarta di klaster keluarga di Klaten, Cianjur, Pati, Bogor, dan Cilacap. Lalu klaster halal-bihalal di Jakarta, klaster ibadah tarawih di Banyumas, Pati, Malang, dan Banyuwangi.

“Dengan penemuan beberapa klaster ini, masyarakat agar berhati-hati. Karena potensi klaster keluarga bisa muncul akibat importasi kasus dari luar wilayah kediaman,” kata Prof Wiku Adisasmito. Prof Wiku, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (25/5/2021). Hal ini juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Pemerintah daerah juga perlu mengoptimalkan peran pos komando (posko) yang memiliki fungsi pengendalian covid-19 di tingkat komunitas. Posko harapannya dapat lebih bersifat antisipatif dan tepat sasaran. Posko memiliki peran penting, dengan melakukan skenario pengendalian sesuai status zonasi tingkat RT masing-masing.

Jika RT berstatus zona merah atau memiliki kasus lebih dari 5 rumah, maka harus menerapkan mikro lockdown. Upaya tersebut dengan mengawasi ketat warga yang melakukan isolasi mandiri, menemukan suspek, melacak kontak erat serta menutup tempat umum. Termasuk rumah ibadah, kecuali yang termasuk sektor esensial.

Lalu, melarang perkumpulan lebih dari 3 orang dan meniadakan kegiatan sosial serta menetapkan peraturan keluar masuk wilayah maksimum pukul 20.00 WIB waktu setempat. “Masyarakat diharapkan terus mempertahankan kehati-hatian dengan protokol kesehatan yang ketat,” pesan Wiku. (ks04)

BACA JUGA BERITA LAIN:

Kemenkes: Varian Baru Menular Tiga Kali Lebih Cepat

Sehari, 145 Warga Batam Terkonfirmasi Positif Covid-19

Gubernur Ansar Minta Dukungan Optimalisasi SDA Laut