Beranda Karimun 165 Kasus DBD Ditemukan, Kecamatan Moro Tertinggi

165 Kasus DBD Ditemukan, Kecamatan Moro Tertinggi

125
0
Satu Bulan
Kepala Dinas Kesehatan Karimun Rachmadi. (Dok)
165 kasus DBD
Kepala Dinas Kesehatan Karimun Rachmadi. (Dok)

Keprisatu.com – Sebanyak 165 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri melonjak tajam selama enam bulan terakhir.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, selama enam bulan terakhir tercatat 71 kasus di temukan di Kecamatan Moro. Angka itu, tertinggi se- Kabupaten Karimun di bandingkan kecamatan lainnya di Karimun.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Rachmadi mengatakan, peningkatan kasus DBD di Kecamatan Moro tergolong tinggi dalam 6 bulan terakhir dengan mencatat jumlah kasud tertinggi.

“Sampai hari ini ada 71 kasus DBD kita temukan di tahun 2021 ini. Angka ini tergolong tinggi dari kecamatan- kecamatan lainnya di wilayah Karimun,” kata Rachmadi, Jumat (25/6/2021).

Ia menyebutkan, secara komulatif selama tahun 2021 Dinkes mencatat ada 165 kasus DBD di temukan di Kabupaten Karimun.

Selain Kecamatan Moro, Kecamatan Tebing dan Kecamatan Meral juga termasuk daerah yang banyak di temukan kasus DBD sepanjang 2021.

“Total sampai saat ini ada 165 kasus, Moro paling tinggi dengan 71 kasus, di susul Kecamatan Tebing dengan 26 kasus, dan Kecamatan Meral 25 kasus. Untuk kecamatan lainnya masih rendah,” katanya.

Sementara untuk angka kematian akibat DBD di Kabupaten Karimun tahun 2021 sampai saat ini tercatat ada satu orang, yakni seorang balita di Kecamatan Moro.

“Tahun ini ada satu orang, balita di Moro. Itu karena adanya keterlambatan penanganan dari orang tua,” katanya.

Rachmadi mengatakan, peningkatan kasus DBD ini terjadi sehak bulan Mei dan hingga saat ini masih tinggi.

Dalam penanganannya, Dinas Kesehatan Karimun telah melakukan pencegahan dengan meningkatkan sosialisasi kepada warga serta melakukan fogging massal di daerah- daerah rawan DBD.

“Kita harap peran masyarakat dalam pencegahan penyebaran DBD ini. Tentunya salah satu cara dengan 3 M Plus, sehingga nyamuk- nyamuk DBD ini tidak berkembang,” ujar Rachmadi.

Ia meminta kepada masyarakat untuk terus waspada, dan apabila ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi bisa di lakukan pemeriksaan.

“Warga jangan takut, harus di cek untuk memastikan. Warga jangan takut nantinya akan di bilang positif Covid, tentunya ada pemeriksaan- pemeriksaan yang ketat kita lakukan karena tentunya ada perbedaan gejala,” katanya.

Tahun 2020, Kasus DBD Tertinggi Selama 6 Tahun Belakangan

Rachmadi menyebutkan, perkembangan kasus DBD di Kabupaten Karimun selama 6 tahun terakhir terjadi naik turun.

Pada tahun 2016, Dinkes Karimun mencatat sebanyak 418 kasus DBD di temukan di Kabupaten Karimun, sementara tahun 2017 terjadi penurunan dengan jumlah 368 kasus, dan terjadi penurunan kembali pada 2018 dengan 176 kasus.

Peningkatan kasus DBD kembali alami kenaikan di tahun 2019 dengan 232 kasus dan tahun 2020 berjumlah 442 kasus.

Ia berharap,  masyarakat tidak menurunkan kewaspadaan dan terus menjaga lingkungan agar nyamuk pembawa DBD tidak berkembang.

“Peran masyarakat sangat besar, apabila hanya kita saja dari Dinas yang bergerak, tentu tidak akan efektif,” katanya.

(Ks12)

Baca juga :

Demi Bermain Game di Warnet, Dua Anak di Karimun Nekat Curi Kotak Infaq