Beranda Internasional Trump vs China: Trump Perintahkan Penyelidikan Perusahaan China yang Listing di AS

Trump vs China: Trump Perintahkan Penyelidikan Perusahaan China yang Listing di AS

Presiden AS Donald Trump vs Presiden China Xi Jinping.

Keprisatu.com – Kebencian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas China sudah di ubun-ubun. Jumat (29/5/2020), Trump memerintahkan penyelidikan atas perusahaan-perusahaan Cina yang terdaftar di pasar keuangan AS.

Perintah Trump itu disampaikan menyusul ketegangan yang memuncak antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut.

Pengumuman Trump itu sebagai respons terhadap langkah China, untuk menerapkan undang-undang keamanan baru di Hongkong. Beleid baru ini menurut para kritikus akan meredam kebebasan di Hongkong.

Selain itu, ini juga sebagai tanggapan atas klaim Trump bahwa China mengaburkan asal-usul wabah corona yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang di AS.

Donald Trump

“Saya menginstruksikan kelompok kerja kepresidenan saya di pasar keuangan, untuk mempelajari perbedaan praktik perusahaan Cina yang terdaftar di pasar keuangan AS dengan tujuan melindungi investor Amerika,” kata Trump.

“Perusahaan investasi seharusnya tidak membuat klien menghadapi risiko tersembunyi dan tidak semestinya terkait dengan pembiayaan perusahaan China, yang tidak bermain dengan aturan yang sama. Orang Amerika berhak atas keadilan dan transparansi,” tambahnya.

Pada Februari 2019, terdapat 156 perusahaan asal China dengan kapitalisasi pasar mencapai US$ 1,2 triliun yang terdaftar di pasar AS.

Dari 156 perusahaan tersebut, setidaknya 11 di antaranya milik Pemerintah China, menurut data Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan AS-Cina.

Di antara perusahaan China, yang terbesar adalah raksasa e-commerce Alibaba, produsen minyak terbesar China PetroChina serta Sinopec, perusahaan pengilangan minyak terbesar di dunia.

Pesaing Starbucks asal China, Luckin Coffee memulai debutnya di Nasdaq tahun lalu dengan nilai pasar sekitar US$ 4 miliar. Luckin Coffee diminta delisting dari Nasdaq pada awal bulan ini setelah skandal penipuan besar-besaran.(*/ted)

Sumber: kontan