Batam, Keprisatu.com – Riset terbaru menyebut, sebagian besar kasus cacar monyet saat ini berkaitan dengan aktivitas seksual terutama pada pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria atau kelompok gay. Bahkan di Amerika Serikat, 99 persen dari total kasus merupakan kelompok pria Gay.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, data saat ini menyebut kelompok tertentu memang memiliki kerentanan lebih tinggi untuk terkena cacar monyet atau monkeypox.
“Itu benar, teorinya ada spesifik di kelompok tertentu yang memang penularannya relatif tinggi sama seperti HIV-AIDS,” kata Menkes Budi Gunadi, Selasa (26/7/2022).
Terkait kerentanan tersebut, Menkes mengatakan pemerintah telah melakukan surveilans melalui pendekatan ke organisasi-organisasi yang mengelola kelompok tersebut.
“Jadi sekarang kita sudah melakukan pendekatan ke organisasi-organisasi yang mengelola kelompok-kelompok ini untuk bisa melakukan surveilans secara aktif,” ujarnya.
Bicara tentang antisipasi pada pendatang dari luar negeri, Menkes menyebut risiko penularan cacar monyet jauh berbeda dengan virus COVID-19 yang bisa menular meski tak bergejala. Cacar monyet dapat menular ketika seseorang sudah menunjukkan gejala seperti timbulnya lesi atau ruam.
“Bedanya monkeypox dengan COVID ini, monkeypox itu menular saat sudah ada gejala kalau covid ini sebelum bergejala sudah bisa menularkan. Monkeypox itu gejalanya ada lesi-lesi, ruam-ruam, itu baru dia menular, sehingga surveilansnya lebih mudah,” ujarnya.
Sebagai informasi, penyakit cacar monyet telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat global Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Kategori ini merupakan satu level di bawah pandemi.
Sumber: detik.com