Keprisatu.com – Harga emas dunia merosot karena pergerakan saham dan harga minyak melonjak didorong optimisme seputar uji coba vaksin Covid-19 yang potensial.
Mengutip laman Reuters, Selasa (19/5/2020), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.728,72 per ounce pada pukul 24.35 WIB.
Sementara perdagangan emas berjangka Amerika Serikat ditutup anjlok 1,3 persen menjadi USD 1.734,40 per ounce. Kepala Trader US Global Investors, Michael Matousek mengatakan, harga emas fluktuatif karena orang masih berpikir terlalu berisiko masuk ekuitas meski seluruh papan perdagangan naik 3 persen.
“Trennya masih upside, masih ada banyak alasan untuk membeli emas,” ujar Michael seperti dilansir Jawa Pos, Selasa (19/5/2020).
Seperti diketahui, bursa saham Wall Street melonjak dan harga minyak mencapai level tertinggi dua bulan setelah pabrikan obat Moderna mengatakan vaksin eksperimentalnya menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba tahap awal. Hal itu membuat investor mengandalkan lebih banyak stimulus untuk menyelamatkan ekonomi Amerika Serikat dari kemerosotan.
Emas, yang cenderung mengapresiasi ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, melambung sekitar 14 persen tahun ini. Itu dikarenakan bank sentral meluncurkan gelombang pemotongan suku bunga dan stimulus lainnya untuk membatasi kerusakan ekonomi akibat covid-19.
Sementara itu, logam mulia lainnya seperti palladium melejit 5 persen menjadi USD 1.996,72 per ounce setelah melonjak lebih dari 9 persen sebelumnya. Platinum melesat 2 persen menjadi USD 814,07 per ounce, sementara perak melambung 2,7 persen menjadi USD 17,06 per ounce. Kedua logam itu mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir.(*)