Keprisatu.com – Puasa akan efektif untuk meremajakan sistem imun seseorang. Untuk itu tidak perlu ada kekhawatiran terhadap sistem imun saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito yang mengatakan langsung hal tersebut. Menurutnya, sudah banyak studi yang menyatakan bahwa puasa yang setidaknya selama 3 hari akan efektif membantu proses peremajaan sistem imun melalui produksi sel darah putih baru.
Lebih lanjut, Wiku menerangkan, memperkuat imunitas juga dapat dengan upaya lainnya, seperti menjaga asupan yang berkualitas. Seperti mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat sebagai sumber kalori, yang dapat berupa nasi, roti, dan lainnya. Kemudian konsumsi makanan lain yang bisa setiap hari seperti telur, ikan, atau daging. Ini semua menjadi sumber protein yang merupakan pembentuk imun dan jaringan tubuh lainnya. Juga tetap harus konsumsi sayur dan buah dengan rutin untuk mendapatkan mikronutrien esensial.
“Saat berbuka memang saat yang membahagiakan, tapi tetap jaga penguasaan diri kita dengan membatasi makan makanan tinggi lemak seperti gorengan, gajih, dan lainnya. Kurangi juga konsumsi gula dari takjil dan makanan penutup,” papar Prof Wiku sebagaimana dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Ahad (11/4/2021).
Selain asupan gizi, olahraga dapat menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Karena olahraga juga dapat meningkatkan output cairan dari tubuh. Namun, sarannya, berolahraga setelah sahur, sebelum berbuka, atau 1-2 jam setelah berbuka puasa.
“Batasi durasi olahraga hingga kurang dari 2 jam untuk mengoptimalkan pembentukan dan fungsi sistem imun. Asupan cairan harus meningkat 1,5-2x lipat dari hari biasa,” lanjut Wiku.
Namun, yang tak kalah penting, Wiku mengingatkan selain meningkatkan imunitas, umat muslin juga harus tetap disiplin protokol kesehatan. Frekuensi cuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus ditingkatkan. Lalu, perbanyak istirahat, dan menunda puasa jika berada dalam keadaan sakit berat.
“Dan untuk tetap menjaga kondisi mental dan psikologis dengan terus beribadah, berdoa, maupun berkumpul dengan keluarga inti di rumah,” pesan Wiku. (ks04)