Batam, Keprisatu.com – Letak geografis Propinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari 96 % lautan, menjadi salah satu potensi sumber pendapatan terbesar bagi Propinsi Kepri .
Di antara potensi itu adalah perikanan tangkap dan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi, pertambangan dan energi. Termasuk juga potensi transportasi laut, industri jasa maritim, sumberdaya non komvensional dan pembangunan pulau-pulau kecil.
Sektor pariwisaata bahari juga merupakan bidang yang masih sangat mampu dikembangkan, terutama di daerah-daerah pesisir yang memiliki pantai dan laut.
Posisi strategis Kepri yang berbatasan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam juga menjadi salah satu bagian dari keuntungan yang dimiliki.
Dengan kondisi posisi geografis seperti ini, sangat menyimpan potensi yang bersifat ekonomis, komparatif dan juga kompetitif.
“Propinsi Kepri punya potensi itu. Didukung dengan Indonesia yang bercita-cita menjadi poros maritim dunia, maka Kepulauan Riau harus mendeklarasikan diri sebagai Poros Maritim Indonesia,” demikian penyampaian Anggota DPRD Propinsi Kepri, Taba Iskandar SH MH MSi, Jumat (6/1/2023) kepada Keprisatu.com menanggapi kondisi Propinsi Kepri dari sisi ekonomi dan bisnis.
Taba Iskandar pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Batam ini mengatakan, untuk mewujudkan Kepri sebagai Poros Maritim, cukup banyak menhadapi aral.
Lanjut dia , banyak kendala yang masih dihadapi oleh Kepulauan Riau untuk bisa menggali potensi tersebut secara optimal.
“Namun tentunya kendala tersebut tidak boleh menjadi faktor penghambat untuk bisa menggali dan memanfaakan potensi kemaritiman yang melimpah tersebut. Apalagi pemanfaatannya itu sepenuhnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kepri,” ulas Taba Iskandar.
Taba Iskandar berharap sekali adanya kerja sama yang saling sinergis dibutuhkan antara pemerintah, pelaku usaha, pekerja, akademisi dan masyarakat luas untuk bisa memanfaatkan potensi kemaritiman tersebut secara optimal seperti yang diharapkan.
Ketua Kosgoro Kepri ini menilai, posisi strategis Kepri yang berbatasan dengan negara tetangga yang sudah relatif lebih maju akan semakin memudahkan usaha untuk menggali potensi kemaritiman tersebut.
“Tinggal lagi kemauan dan perubahan cara pandang para stakeholders terkait untuk bisa mengimplementasikannya,” papar dia lagi.
Bagaiman dukungan Pemprov Kepri? Taba menjelaskan bahwa Pemprov Kepri sudah meletakkan dasar untuk menggali potensi kemaritiman ini di dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2021 – 2022. Artinya seluruh arah pembangunan di Kepri akan diarahkan untuk menggali potensi kemaritiman ini nantinya.
Ditegaskan Pemprov Kepri dengan misi Percepatan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Maritim, Berwawasan Lingkungan dan Keunggulan Wilayah Untuk Peningkatan Kemakmuran. Kata Taba, ini menegaskan bahwa pembangunan ekonomi berbasis maritim menjadi prioritas utama di dalam pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau.
“Maka marilah kita bersama-sama mendukung keinginan ini. Karena semua bermuara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Taba.
Taba mencatat potensi-potensi dari luasnya laut Kepri. Apalagi ada kewenangan wilayah laut yang dimiliki oleh Provinsi Kepri berdasarkan UU 23 Tahun 2014 (jarak 0 – 12 mil) sebesar 101.920 Km2 atau 24,44 persen.
Sektor pariwisaata bahari menurut Taba merupakan bidang yang masih sangat mampu dikembangkan, terutama di daerah-daerah pesisir yang memiliki pantai dan laut.
“Wisata bahari di pantai yang bisa dikembangkan misalnya meliputi wisata kuliner hidangan laut, hotel dan penginapan, pesiar, memancing, serta olah raga air seperti menyelam, surfing dan speedboat,” kata Taba. (KS03)
Editor : Tedjo