Menpora RI, Erick Thohir bersama Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, dalam kunjungan Menpora ke KONI Pusat. Foto: KONI Pusat
Jakarta, Keprisatu.com – Pemerintah bersama KONI Pusat menetapkan arah baru penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional. Melalui kesepakatan antara Menpora Erick Thohir dan KONI Pusat, PON mulai 2028 di NTB–NTT hanya akan mempertandingkan cabang olahraga yang masuk daftar Olimpiade, sebagai langkah penataan kompetisi yang lebih terukur dan berstandar internasional.
Erick Thohir mengatakan pembenahan tersebut sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat fondasi olahraga prestasi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan KONI untuk membangun program bersama yang lebih terukur.
“KONI dan pemerintah harus bersatu dan memiliki program bersama. Dukung transformasi yang dilakukan KONI karena ini bagian dari efisiensi anggaran yang tepat sasaran,” ujar Erick kepada pers seusai bertemu Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman di gedung KONI Senayan, Jakarta, Kamis (3/12/2025).
Ia menilai terobosan itu membuka ruang diskusi lebih besar mengenai arah pembinaan olahraga nasional. Ia menyebut penyeragaman cabor PON dengan Olimpiade adalah langkah strategis, tetapi harus dibahas matang karena akan berdampak signifikan pada struktur kompetisi nasional.
Erick mengakui konsep PON yang hanya mempertandingkan Olympicsport akan menimbulkan konsekuensi pada cabor tidak diperlombakan dalam Olimpiade. Karena itu, pemerintah harus memastikan setiap cabor tetap mendapat ruang pembinaan yang proporsional.
“Tadi saya disampaikan bahwa ke depan PON hanya Olympic sport. Nah, kalau bicara ranah daerah dan pembinaan lain, bagaimana? Itu yang harus kita bahas,” ujarnya.
Menurut Erick, KONI telah menyiapkan alternatif agar cabor non-Olimpiade tidak kehilangan panggung. Setelah penyelenggaraan PON 2028 di NTT–NTB yang akan fokus pada cabor Olimpiade, sejumlah ajang pendamping telah disiapkan, PON Bela Diri 2025 di Kudus, PON Pantai 2026 di Jakarta, PON Indoor, dan PON Remaja pada 2027.
Ia menilai terobosan itu membuka ruang diskusi lebih besar mengenai arah pembinaan olahraga nasional. Ia menyebut penyeragaman cabor PON dengan Olimpiade adalah langkah strategis, tetapi harus dibahas matang karena akan berdampak signifikan pada struktur kompetisi nasional.
Erick mengakui konsep PON yang hanya mempertandingkan Olympicsport akan menimbulkan konsekuensi pada cabor tidak diperlombakan dalam Olimpiade. Karena itu, pemerintah harus memastikan setiap cabor tetap mendapat ruang pembinaan yang proporsional.
“Tadi saya disampaikan bahwa ke depan PON hanya Olympic sport. Nah, kalau bicara ranah daerah dan pembinaan lain, bagaimana? Itu yang harus kita bahas,” ujarnya.
Menurut Erick, KONI telah menyiapkan alternatif agar cabor non-Olimpiade tidak kehilangan panggung. Setelah penyelenggaraan PON 2028 di NTT–NTB yang akan fokus pada cabor Olimpiade, sejumlah ajang pendamping telah disiapkan, PON Bela Diri 2025 di Kudus, PON Pantai 2026 di Jakarta, PON Indoor, dan PON Remaja pada 2027.