
Keprisatu.com – Gas Elpiji 3 kilogram yang diperuntukan untuk kelompok miskin masih banyak digunakan oleh golongan ekonomi menengah ke atas. Akibatnya, kuota gas elpiji 3 kg sering habis di tengah jalan hingga akhirnya terjadi kelangkaan.
Elpiji 3 kg adalah barang subsidi dan disediakan untuk masyarakat miskin dan usaha mikro. Namun saat ini penyaluran Elpiji 3 kg masih bebas sehingga bisa digunakan oleh masyarakat mampu.
Bahkan, gas elpiji untuk masyarakat miskin itu kerap diborong oleh kalangan ekonomi ke atas. Sehingga menyebabkan terjadi kelangkaan.
Ditambah, saat ini kuota elpiji 3 kilogram untuk Kabupaten Karimun dikabarkan dikurangi oleh Pertamina. Dari awalnya kisaran 5 ribu, kini hanya lebih kurang 3.196.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan ESDM Karimun, Muhammad Yosli mengatakan, elpiji 3 kg adalah barang subsidi sehingga penggunaannya ada kuota dari pemerintah.
Selain itu, sesuai tulisan yang ada pada tabung, Elpiji 3 kg sesungguhnya hanya untuk masyarakat tidak mampu.
“Elpiji 3 kilogram ini diperuntukkan untuk masyarakat tidak mampu. Bukan semua orang bisa menggunakan. Namun, sekarang bisa kita liat, masyarakat mampu juga ikut menggunakan,” kata Yosli, Selasa (6/4/2021).
Yosli mengatakan, untuk masyarakan golongan mampu diharapkan dapat menggunakan gas tabung 12 kilogram yang tidak disubsidi oleh Pemerintah. Hal itu, bertujuan agar tidak lagi terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram.
“Termasuk untuk ASN atau pegawai, itu tidak boleh menggunakan tabung gas 3 kg ini, itu ada aturannya. Kecuali, honorer itu bisa beli gas elpiji,” katanya.
Sebagai upaya antisipasi terjadi kelangkaan, Yosli meminta masyarakat untuk tidak panik dan jangan menimbun gas. Hal itu, nantinya akan berdampak terjadi kelangkaan gas elpiji.
“Satu KK itu 1 tabung gas, tidak bisa lebih. Kita sudah imbau seluruh pangkalan di Karimun untuk tidak menjual lebih dari 1 tabung per kepala keluarga, terus juga untuk kedai kopi itu, mereka tidak boleh menggunakan tabung gas 3 kg ini,” katanya.
(Ks12)