Keprisatu.com – Liga elite Eropa dipastikan akan terpengaruh dengan
keputusan yang diambil oleh Ligue 1. Yakni, Premier League, La Liga,
Serie A, dan Bundesliga bisa saja akan mengambil keputusan serupa,
meski dengan pertimbangan bahwa kondisi yang berbeda.
Salah satunya penentuan juara. Ligue 1 tidak memicu konflik karena
pemuncak klasemen Paris Saint-Germain (PSG) memimpin jauh (12 poin)
atas peringkat kedua Olympique Marseille.
Nah, di antara empat liga elite lainnya, sebagaimana dilansir The Sun
kemarin, hanya Premier League yang sama dengan Ligue 1. Liverpool
sebagai pemuncak klasemen sudah unggul sangat jauh (25 poin, 82-57)
atas peringkat kedua Manchester City. The Reds praktis hanya butuh dua
kemenangan lagi dari sembilan matchweek tersisa.
Alhasil, memberikan titel Premier League untuk kali pertama kepada
Liverpool sangat mungkin tidak menimbulkan perdebatan. Berbeda halnya
dengan tiga liga elite lainnya yang papan atasnya sangat ketat. Di
Bundesliga, Bayern Muenchen hanya unggul 4 poin atas Borussia Dortmund.
FC Barcelona sebagai pemuncak La Liga juga surplus 2 poin atas Real
Madrid, sedangkan Juventus malah terpaut 1 poin dari Lazio di Serie A.
Penentuan zona Liga Champions tidak kalah seru. Premier League,
contohnya. Arsenal yang berada di posisi kesembilan dengan 40 poin
secara matematis masih bisa menggeser Leicester City di peringkat
ketiga (53 poin). Jika mengacu klasemen saat ini, Arsenal bersama tim
London Utara lainnya, Tottenham Hotspur, gagal tampil di Eropa musim
depan. Spurs saat ini menempati peringkat kedelapan dengan 41 poin.
Klasemen saat ini pun sejatinya sudah termasuk menepikan City. The
Citizens bakal menjalani hukuman sanksi larangan berlaga di ajang Eropa
selama dua musim terhitung mulai musim depan.
”Jika kami memainkan sembilan pertandingan tersisa musim ini, maka itu
akan baik bagi semuanya di Premier League,’’ ucap tactician Spurs Jose
Mourinho kepada Sky Sports.
Musim ini Mourinho gagal meloloskan Spurs dari babak 16 besar Liga
Champions. The Lilywhites dihentikan RB Leipzig dengan hasil memalukan
alias kalah agregat 0-4. Alhasil, gagal berlaga di Liga Europa
sekalipun musim depan menjadi pukulan bagi Mourinho sebagai pelatih
yang dua kali memenangi Si Kuping Lebar. (*)
sumber: jawapos.com