Beranda Agama Keutamaan Beramal Saleh di 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Keutamaan Beramal Saleh di 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Anjuran beramal saleh bagi umat Islam pada 10 hari pertama Dzulhijjah.
Ilutrasi
Anjuran beramal saleh bagi umat Islam pada 10 hari pertama Dzulhijjah.
Ilutrasi

Keprisatu.com – Ada anjuran bagi umat Islam untuk melakukan amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah. Termasuk melakukan puasa sunnah Tarwiyah pada 8 Dzulhijjah.

Motivasi itu datang dari sebuah hadis yang menyebutkan keutamaan puasa sunnah tarwiyah sebagai berikut:

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين

Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

Namun sebagian ahli hadis mempermasalahkan riwayat hadis ini karena memuat seorang perawi yang bermasalah. Mereka menyimpulkan bahwa hadis ini tidak dapat menjadi sandaran atau hujjah syar’iyyah.

Kalau hadis ini tidak dapat menjadi dasar untuk mengamalkan puasa sunnah tarwiyah, anjuran untuk mengamalkan puasa tarwiyah terdapat pula dari dalil umum sejumlah hadis yang mengajak umat Islam untuk beramal saleh terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Berikut ini adalah hadis riwayat Ibnu ‘Abbas RA dalam Sunan At-Tirmidzi:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر

Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini,’” (HR At-Tirmidzi).

Mazhab Syafi’i

Hadis lain memperkuat anjuran amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah. Hadis berikut ini menunjukkan keutamaan amal saleh dengan periwayat oleh Imam Bukhari.

عن ابن عباس مرفوعا: “ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام” -يعني عشر ذي الحجة -قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: “ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجلا خرج بنفسه وماله، ثم لم يرجع من ذلك بشيء

Artinya, “Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadis marfu’. ‘Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih disukai Allah pada hari itu dari pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh hari Dzulhijjah.’

Kemudian para sahabat bertanya, ‘Bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi,’” (HR Bukhari).

Dari berbagai keterangan ini, ulama dari Mazhab Syafi’i menganjurkan umat Islam untuk mengisi 10 hari pertama Dzulhijjah dengan amal saleh, termasuk puasa sunnah tarwiyah 8 Dzulhijjah.

Keterangan ini kita dapat dari Syekh M Nawawi Banten sebagai berikut:

والثامن صوم الثمانية أيام قبل يوم عرفة سواء في ذلك الحاج وغيره

Artinya, “(Kedelapan) puasa delapan hari sebelum hari Arafah (dianjurkan) bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji,” (Syekh M Nawawi Banten, Kitab Nihayatuz Zain, [Bandung, Al-Maarif: tanpa tahun], halaman 197). Wallahu a’lam. (ks04)

Sumber: NU Online