
Jateng, Keprisatu.com – Kontingen Kepulauan Riau akhirnya berhasil memecah kebuntuan panjang dengan meraih medali emas di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIX tahun 2025 yang digelar di Provinsi Jawa Tengah. Setelah menanti selama 14 tahun tanpa emas, Kepri bisa kembali berjaya di panggung olahraga mahasiswa tingkat nasional.
Pada POMNAS XIX, kontingen Kepri mengirimkan 41 atlet untuk bertanding di 11 cabang olahraga. Hingga 23 September 2025, mereka sudah mengoleksi satu medali emas dan dua medali perunggu, capaian yang membawa semangat baru bagi olahraga mahasiswa di provinsi ini.
Medali emas yang begitu dinanti itu datang dari cabang olahraga taekwondo nomor under 87 kilogram putra. Atlet bernama Jeremi Andre Wattimena, mahasiswa Universitas Terbuka (UT) Batam, tampil gemilang hingga akhirnya memastikan emas pertama bagi Kepri.
Selain emas, dua medali perunggu juga berhasil dipersembahkan atlet Kepri. Wendi Setiawan, mahasiswa Politeknik Batam, meraih perunggu dari cabor taekwondo nomor under 58 kilogram putra. Sementara itu, perunggu lain datang dari cabor panahan melalui Syahdan Syahrudin, mahasiswa Politeknik Batam, di nomor Eliminasi Individu Nasional Putra.
Sekretaris Bapomi Kepri, Akhirman, S.Sos., MM, mengaku bersyukur dengan hasil yang sudah diraih. Ia menyebutkan dari 41 atlet yang bertanding, masih ada sejumlah cabang olahraga yang belum turun hingga penutupan pada 26 September 2025. “Semoga akan ada tambahan medali lagi,” ujarnya. Akhirman juga menambahkan, seharusnya Kepri bisa memberangkatkan 62 atlet, namun karena keterbatasan dana hanya 41 orang yang akhirnya dikirim.
Ketua Bapomi Kepri, Dr. H. Suryadi, SP., SH., MH., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada kampus-kampus di Kepulauan Riau yang telah memberikan dukungan penuh terhadap pendanaan atlet. Menurutnya, komitmen perguruan tinggi tersebut menjadi bukti nyata kepedulian terhadap pembinaan mahasiswa berprestasi, khususnya di bidang olahraga. “Ini langkah yang patut diapresiasi karena tanpa dukungan dari kampus, tentu akan sulit bagi atlet untuk tampil maksimal,” ujarnya.
Suryadi menegaskan, di tengah kondisi efisiensi anggaran daerah yang menjadi tantangan, Kepulauan Riau tetap bisa mengirimkan kontingen untuk berpartisipasi pada ajang POMNAS XIX. Hal ini menunjukkan adanya sinergi positif antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, serta organisasi olahraga dalam menciptakan ruang bagi mahasiswa untuk mengukir prestasi di level nasional.
Lebih jauh, ia berharap dukungan dari kampus-kampus di Kepri tidak berhenti hanya di POMNAS kali ini, tetapi bisa berlanjut untuk pembinaan jangka panjang. Dengan adanya kesinambungan, mahasiswa atlet tidak hanya bisa membawa nama baik daerah, tetapi juga mengharumkan nama almamater masing-masing di kancah nasional maupun internasional.
Sementara itu, manajer cabor taekwondo Kepri, Y. Farid Setyobudi, menyampaikan rasa syukurnya karena dua atlet terbaiknya berhasil menyumbangkan medali emas dan perunggu. “Seleksi dilakukan mandiri di Unrika, lalu pemusatan latihan di UIS, dan hasilnya maksimal meski tanpa dukungan dana dari pemerintah provinsi,” katanya.
Farid juga menegaskan, keberhasilan ini tidak lepas dari peran kampus-kampus di Kepri yang serius mendukung prestasi mahasiswanya lewat olahraga. Ia tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Pengurus PBTI Kepri, jajaran pelatih, serta para official yang setia mendampingi tim.
Dengan raihan emas dan dua perunggu, kontingen Kepri kini menatap sisa pertandingan dengan optimisme tinggi. Harapannya, momentum bersejarah setelah 14 tahun ini bisa menjadi pelecut semangat generasi muda Kepri untuk terus berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Ketum KONI Kepri Usep RS Apresiasi dan Bangga Prestasi di POMNAS
Ketua Umum KONI Kepulauan Riau, Usep RS, menyambut penuh rasa bangga atas capaian bersejarah yang ditorehkan kontingen Kepri di ajang POMNAS XIX Jawa Tengah 2025. Ia menegaskan, medali emas yang diraih Jeremi Andre Wattimena dari cabor taekwondo merupakan bukti bahwa kerja keras, semangat juang, dan pengorbanan para atlet tidak pernah sia-sia. “Setelah 14 tahun menunggu, akhirnya emas kembali untuk Kepri. Ini bukan hanya kemenangan atlet, tapi juga kemenangan seluruh masyarakat Kepri,” ungkapnya.
Usep juga memberikan apresiasi besar kepada BAPOMI Kepri, para pelatih, manajer tim, hingga kampus-kampus yang sudah mendukung perjuangan atlet. Menurutnya, keberhasilan meraih emas di tengah keterbatasan anggaran menjadi gambaran nyata bahwa sinergi antara lembaga pendidikan, organisasi olahraga, dan pengurus cabang mampu menghasilkan prestasi terbaik. “Kampus-kampus yang peduli ini harus menjadi teladan, bahwa olahraga juga bagian penting dari dunia akademik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Usep menekankan pentingnya menjadikan momentum emas POMNAS ini sebagai pelecut motivasi bagi generasi muda Kepri. Ia berharap para atlet muda semakin percaya diri bahwa mereka mampu bersaing di level nasional, bahkan internasional. “Anak-anak Kepri punya potensi besar. Dengan pembinaan yang konsisten, saya yakin mereka bisa melangkah lebih jauh, membawa nama daerah dan bangsa,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Usep tak lupa menyampaikan terima kasih khusus kepada para orang tua atlet yang selalu mendukung dari balik layar. Menurutnya, dukungan keluarga merupakan fondasi utama dalam membangun mental dan semangat juang atlet. “Prestasi ini tentu tak lepas dari doa, dukungan, dan pengorbanan orang tua. Mereka adalah pahlawan di balik panggung kemenangan,” kata Usep dengan penuh apresiasi.
Terakhir, Usep menegaskan bahwa KONI Kepri akan terus memperjuangkan peningkatan fasilitas, dukungan anggaran, serta pembinaan berjenjang bagi para atlet mahasiswa dan atlet daerah secara keseluruhan. Ia berharap capaian emas ini menjadi awal dari kebangkitan olahraga Kepri. “Kita jangan berhenti di sini. Ini adalah titik awal untuk melangkah lebih besar. Semoga ke depan akan lahir lebih banyak juara dari Kepri untuk Indonesia,” pungkasnya. (*)/KS10