Beranda Batam Dewan Pendidikan Batam: Dorong Seremonial Wisuda Diubah Jadi Momen Pembentuk Karakter Melalui...

Dewan Pendidikan Batam: Dorong Seremonial Wisuda Diubah Jadi Momen Pembentuk Karakter Melalui Refleksi dan Doa Bersama

Ketua Dewan Pendidikan Kota Batam, Dr. Fendi Hidayat, S.T., M.Kom.

Batam, Keprisatu.com – Ketua Dewan Pendidikan Kota Batam, Fendi Hidayat menegaskan dukungannya terhadap kebijakan Dinas Pendidikan Kota Batam yang melarang sekolah mewajibkan kegiatan wisuda atau perpisahan dengan pungutan biaya. Kebijakan yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2025 ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga pendidikan tetap inklusif dan berorientasi pada nilai, bukan simbol.

Menurut Fendi, wisuda sering kali berubah menjadi seremoni mahal yang justru menyimpang dari nilai-nilai pendidikan karakter yang ingin dibangun dalam dunia pendidikan.

“Kami di Dewan Pendidikan Kota Batam menyambut baik dan mendukung penuh edaran ini. Pendidikan harus inklusif. Tidak semua orang tua memiliki kondisi keuangan yang sama, dan banyak yang harus mengambil cuti bahkan kehilangan pendapatan demi menghadiri seremoni yang sebenarnya bisa diganti dengan kegiatan yang lebih bermakna,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengajak seluruh pihak untuk melihat kelulusan bukan sebagai momen glamor semata, tetapi sebagai titik tolak introspeksi dan pembentukan arah masa depan peserta didik.

“Daripada menggelar seremoni yang cenderung boros, lebih baik siswa diajak untuk mengikuti doa bersama, sesi refleksi perjalanan belajar, serta penyusunan rencana karir. Di situlah pendidikan karakter menemukan maknanya,” tegasnya.

Namun, Fendi juga mengingatkan bahwa di balik suka cita wisuda, terdapat sisi kemanusiaan yang sering luput dari perhatian.

“Mari kita sempatkan hati untuk menengok sisi lain yang tak kalah penting. Bagi sebagian anak, momen kelulusan adalah kebahagiaan lengkap dengan pelukan dan doa orang tua. Tapi bagi anak-anak yang telah kehilangan orang tuanya, momen ini bisa menjadi kenangan yang membekas, menghadirkan rasa sepi yang tak terucap. Ketimpangan ini bisa memberi luka psikologis yang justru akan membekas dalam pembentukan karakter mereka,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Dewan Pendidikan Kota Batam mendorong agar sekolah lebih sensitif terhadap keberagaman kondisi sosial dan emosional peserta didik. Pendekatan yang lebih sederhana dan bermakna akan menciptakan ruang kebersamaan yang lebih adil dan manusiawi bagi semua siswa.

“Pendidikan bukan soal seragam dan seremonial, tapi tentang membentuk manusia yang utuh dan pribadi yang pandai bersyukur dalam kesederhanaan dan berani bermimpi untuk masa depan yang lebih baik,” tutup Fendi. (KS03) 

Editor : Tedjo