Batam, Keprisatu.com – Masih berstatus pelajar SMP, Yoshie Honda telah menorehkan tinta emas bagi dunia olahraga Kepulauan Riau. Perenang muda berbakat ini berhasil menembus ajang internasional dan membawa nama Indonesia bersinar hingga ke Bahrain.
Yoshie bergabung memperkuat kontingen Indonesia dalam ajang Asian Youth Games (AYG) ke-3 tahun 2025 di Bahrain Timur Tengah yang berlangsung mulai 22 hingga 31 Oktober 2025. Dari lintasan kolam renang di Batam, kini Yoshie menorehkan tinta emas dalam sejarah olahraga Kepri dengan semangat juang yang luar biasa.
Dalam kejuaraan yang diikuti berbagai negara itu, Yoshie mendapat kepercayaan besar untuk turun di empat nomor, yakni gaya bebas 200 meter, 400 meter, serta estafet 4×100 meter gaya bebas putri, dan estafet campuran (mix) sebagai perenang keempat pada gaya bebas. Di nomor estafet campuran ini, ia berpadu dengan Adelia Chantika (gaya punggung), Didi June (gaya dada), dan Alexander Andrian (gaya kupu-kupu).
Hasil gemilang ditorehkan Yoshie bersama rekan-rekannya di nomor 4×100 meter gaya bebas putri. Kuartet yang terdiri dari Adelia Chantika, Nathasa Angelia Oeoen, Chelsea Alexandra, dan Yoshie Honda berhasil mencatatkan waktu 03:53,59, mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia. Mereka hanya terpaut beberapa detik dari Hongkong (03:45,70) dan China (03:46,50) yang menempati posisi pertama dan kedua.

Di nomor perorangan, Yoshie juga tampil impresif. Ia sukses mempertajam catatan waktu di nomor 200 meter gaya bebas, dari 02:10,24 menjadi 02:09,76 — sebuah peningkatan yang menunjukkan konsistensi dan kematangan teknik meski usianya masih sangat muda. Catatan waktu ini bahkan lebih baik dibandingkan rekannya, Natasha Angelia, yang juga turun di nomor yang sama.
Kendati sempat menjadi juara heat ke-4, Yoshie harus rela gagal masuk final dengan selisih tipis hanya 0,06 detik dari perenang asal Singapura. Namun dari sisi performa, hasil ini menjadi pencapaian yang luar biasa dan menunjukkan bahwa Yoshie mampu bersaing di level Asia. “Yang penting terus memperbaiki waktu dan tampil berani,” ungkap pelatihnya, memberi semangat pada sang perenang muda.
Pertandingan di nomor estafet campuran (mix relay) menjadi pengalaman unik bagi Yoshie. Dalam nomor ini, empat gaya berbeda dilombakan berurutan — gaya punggung, dada, kupu-kupu, dan bebas — dengan komposisi dua perenang pria dan dua perenang wanita. Yoshie menjadi penutup tim Indonesia dengan gaya bebas yang memukau di etape terakhir.

Pada babak penyisihan, tim Indonesia menurunkan kuartet Adelia Chantika Aulia, Didi June, Alexander Adrian, dan Yoshie Honda. Meski Yoshie harus bersaing dengan beberapa perenang pria dari negara lain di etape terakhir, ia tampil gigih dan berhasil mencatatkan waktu 03:53,59, yang mengantarkan tim Indonesia lolos ke babak final.
Keberanian Yoshie di lintasan, teknik yang terus berkembang, dan mental bertanding yang matang menjadi cerminan masa depan cerah bagi olahraga renang Indonesia. Di usia belia, ia sudah membuktikan bahwa disiplin dan semangat pantang menyerah mampu membuka jalan menuju prestasi dunia.
Di tengah dominasi negara-negara kuat seperti China dan Hongkong, perjuangan Yoshie Honda menjadi kisah inspiratif tentang mimpi besar yang tumbuh dari perairan Batam. Dari kolam kecil di sekolahnya, Yoshie kini menjadi simbol harapan baru bagi Kepri — generasi muda yang siap mengibarkan Merah Putih di ajang nasional hingga internasional.
Ketum KONI Kepri: Prestasi Yoshie Honda Jadi Inspirasi Atlet Muda Menuju PON 2028
Ketua Umum KONI Provinsi Kepulauan Riau, Usep RS, menyampaikan apresiasi tinggi atas pencapaian Yoshie Honda di ajang internasional Asian Youth Games (AYB) yang digelar di Bahrain.
Menurutnya, keberhasilan Yoshie meraih medali perunggu bersama tim estafet 4×100 meter gaya bebas putri menjadi bukti bahwa pembinaan atlet di Kepri terus menunjukkan hasil positif. “Prestasi Yoshie ini sangat membanggakan. Di usia yang masih muda, ia sudah menunjukkan kematangan teknik, mental, dan semangat juang luar biasa,” ujarnya.
Usep menilai, pengalaman bertanding di level internasional akan membuat Yoshie semakin matang sebagai atlet. Ia berharap torehan ini menjadi penyemangat bagi para atlet muda Kepri lainnya untuk terus berlatih, disiplin, dan berani bermimpi besar. “Kita harap apa yang diraih Yoshie bisa menjadi contoh nyata bahwa dengan kerja keras dan dukungan pelatih serta orang tua, atlet dari Kepri bisa bersaing di level dunia,” tutur Usep RS.
Lebih jauh, Usep menegaskan bahwa KONI Kepri akan terus mendukung pembinaan berkelanjutan bagi Yoshie dan atlet potensial lainnya, sebagai bagian dari persiapan jangka panjang menuju PON 2028 di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. “Yoshie masih sangat muda, dan ini baru awal dari perjalanan panjangnya. Kami akan kawal terus agar dia bisa menjadi andalan Kepri dan Indonesia di masa depan,” tutup Usep penuh optimisme.
Coach Aloy: Yoshie Honda Perenang Muda dengan Disiplin dan Konsistensi Tinggi
Pelatih renang Kepri, Coach Aloy, turut memberikan apresiasi atas kiprah gemilang Yoshie Honda yang kini dipercaya memperkuat kontingen Indonesia di ajang Asian Youth Games (AYB). Ia menyebut, pencapaian Yoshie ini menjadi kebanggaan tersendiri, mengingat dirinya merupakan perenang asal Kepri pertama yang tampil di level internasional dengan membawa nama Indonesia. “Prestasi Yoshie di usia muda luar biasa. Ini kali pertama perenang Kepri bisa memperkuat kontingen Indonesia di ajang sekelas AYB, dan tentu menjadi kebanggaan besar,” ujarnya.
Coach Aloy mengingat dengan baik kiprah Yoshie saat memperkuat Kontingen Kepri pada PON 2024 di Aceh–Sumut, di mana Yoshie menunjukkan mental tanding yang kuat dan semangat juang tinggi di setiap nomor yang diikuti.
Menurutnya, kemandirian Yoshie sudah terlihat sejak masa persiapan menuju PON, terutama dalam hal konsistensi latihan, manajemen waktu belajar, dan kedisiplinan menjaga pola hidup sehat. “Kemandirian Yoshie bisa dilihat dari sikap dan konsistensinya menekuni olahraga akuatik, selaras dengan waktu belajar. Kita acungi jempol untuk itu,” kata Aloy.
Lebih lanjut, Aloy menyebut bahwa Asian Youth Games menjadi momentum penting bagi Yoshie untuk menapaki level berikutnya. Ia menilai pengalaman Yoshie di PON 2024 telah menjadi bekal berharga dalam membentuk mental juara. “Pencapaian Yoshie di AYB ini menjadi batu loncatan besar untuk menembus kejuaraan-kejuaraan berikutnya, baik di Asia maupun dunia,” tuturnya dengan nada optimistis.
“Puji Tuhan, kerja keras Yoshie membuahkan hasil terbaik. Ia berhasil mempersembahkan medali perunggu di nomor estafet 4×100 meter gaya bebas putri, sekaligus mempertajam catatan waktu di 200 meter gaya bebas dari 2:10,24 menjadi 2:09,76. Ini pencapaian luar biasa untuk atlet seusianya, dan saya yakin Yoshie masih bisa berkembang jauh lebih hebat lagi,” pungkas Coach Aloy penuh bangga.






