Keprisatu.com – Batam masuk lagi dalam daftar kota zona merah (risiko tinggi) penularan covid-19. Selain itu, enam kota/kabupaten di Provinsi Kepri masuk zona oranye (risiko sedang).
Satgas Penanganan Covid-19 Nasional memasukkan Batam dalam daftar zonasi risiko tinggi, menyusul meningkatnya kasus baru dan kematian. Satgas Nasional memperbaharui zonasi risiko penularan covid-19 tersebut secara mingguan.
Merujuk data zonasi risiko Satgas Nasional pada Senin, 31 Mei 2021, Batam masuk daftar zona merah (risiko tinggi). Sedangkan Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Lingga, Anambas, dan Natuna masuk zona oranye (risiko sedang) penularan covid-19.
Sebagai daerah zona merah, pertambahan harian kasus meninggal pada 31 Mei 2021 di Batam mencapai 11 orang. Satgas Kepri juga mencatat sebanyak 1.192 kasus aktif di kota industri itu.
Di hari yang sama, pertambahan kasus harian positif covid-19 sebanyak 64 kasus. Sedangkan kumulatif positif sejak pandemi sudah mencapai 9.285 kasus.
Melihat perkembangan penanganan, kesembuhan di Kota Batam pada 31 Mei 2021 sebanyak 95 kasus. Angka kesembuhan harian ini lebih tinggi dari pertambahan harian positif covid-19. Kumulatif kesembuhan sudah mencapai 7.895 kasus.
Waspadai Tren Peningkatan Keterisian RS Rujukan
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito meminta mewaspadai tren kenaikan tingkat keterisian tempat tidur isolasi rumah sakit rujukan covid-19. Peningkatan terjadi secara nasional, termasuk di Batam Provinsi Kepri itu saat memasuki minggu kedua paska periode libur Idul Fitri.
“Adapun peningkatannya menunjukkan variasi, namun trennya terjadi selama 5-6 hari terakhir,” ujar Prof Wiku. Prof Wiku memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jumat (28/5/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Peningkatan tempat tidur isolasi mulai terlihat dengan membandingkan data pada 20 Mei dan 26 Mei 2021. Peningkatan secara nasional sebesar 14,2 persen, yakni dari 20.560 menjadi 23.488 tempat tidur.
“Data ini menandakan terjadi peningkatan kasus pada 6 hari terakhir. Ini artinya, peningkatan kasus juga terjadi pada pasien dengan gejala sedang dan berat sehingga membutuhkan ruang isolasi. Ini adalah alarm keras,” tegas Wiku mengingatkan.
Dan perlu diperhatikan, bahwa data-data yang disampaikan saat ini belum menggambarkan sepenuhnya perkembangan pada minggu kedua paska Idul Fitri. Namun, data penambahan kasus positif, kasus aktif, mobilitas penduduk, serta keterisian ruang isolasi, sudah menunjukkan adanya kenaikan. (ks04)