![Bantuan BRK BRK menjadi satu-satunya perekat antara Riau dan Kepri setelah keduanya berpisah.](https://keprisatu.com/wp-content/uploads/2021/04/14-BRK-640x360.jpg)
![BRK menjadi satu-satunya perekat antara Riau dan Kepri setelah keduanya berpisah.](https://keprisatu.com/wp-content/uploads/2021/04/14-BRK-300x169.jpg)
Keprisatu.com – Bank Riau Kepri Kepri (BRK), kini mungkin menjadi satu-satunya perekat yang tersisa antara Provinsi Riau dan Kepri. Ini setelah Riau dan Kepri berpisah secara administratif dan pemerintahan.
Hal itu Gubernur Kepri, H. Ansar Ahmad, SE, MM katakan saat menyerahkan Program Kemitraan PT. Bank Riau Kepri kepada Perkumpulan Penambang Boat Kota Tanjungpinang (Perbang), Senin (12/4/2021) di Pelataran Plantar II Tanjungpinang (Depan Hotel Laut Jaya).
”Alih-alih membangun bank daerah sendiri, lebih baik kita memperbanyak saham di Bank Riau Kepri. PAD dari dividen pun akan terjaga. Dengan dukungan kita semua, Bank Riau Kepri akan menjadi agen pembangunan di wilayah-wilayah terpencil. Mungkin daerah tersebut tidak memberi keuntungan, tetapi Bank Riau Kepri tetap membantu akselerasi pembangunannya,” tutur Ansar.
Selanjutnya Ansar menyinggung wacana integrasi Pelantar I dan Pelantar II yang akan menjadi prioritas tahun 2022.
“Tujuannya agar lalu lintas tidak semrawut, dan menghidupkan kembali ekonomi daerah pelantar yang terkesan mati. Mungkin kita akan jadikan 1 jalur. Kemungkinan menyambungkan dengan pelantar yang lain juga terbuka. DED-nya sudah ada tinggal kita review saja,” imbuh Ansar.
Sementara itu, Pimpinan Bank Riau Kepri (BRK) Cabang Tanjungpinang Yudi Asdam menyampaikan bahwa program kemitraan ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat secara berkelanjutan.
Adapun rincian bantuan revitalisasi, berupa minyak fiber sebanyak 2431 Kg yang terbagi dalam 187 paket, cat anti kapang ukuran 5 liter sebanyak 187 kaleng, dan cat minyak ukuran 0,8 liter sebanyak 187 kaleng dengan total nilai Rp241.604.000,-
“Anggaran dana kemitraaan Bank Riau Kepri dengan Pemprov Kepri sejak tahun 2014 sampai dengan 2020 adalah sebesar 3,188 miliar. Dana yang sudah terserap sebesar 3,157 miliar rupiah,” ujarnya. (ks04)