Keprisatu.com- Dampak Pandemi Covid 19 di Kota Batam sangat dirasakan oleh warga . Apalagi saat ini tidak sedikit warga di Batam yang masuk dalam kategori usia produktif, namun masih terkatung katung dalam mencari kerja alias penganguran..
Akibatnya, kondisi terjepit warga ini makin sulit ditambah dengan anak anak usia lulus sekolah menengah atas yang belum juga mendapatkan kesempatan kerja. Keluhan ini disampaikan warga kepada Wahyu Wahyudin , Anggota Komisi 4 DPRD Propinsi Kepri saat menggelar Reses DPRD Propinsi Kepri di Kapling Pancur Baru Seibeduk Kota Batam, (1/9/2021) malam.
Reses juga dihadiri anggota DPRD Kota Batam Muchamat Mustofa, selaku Ketua DPC PKS Kecamatan Seibeduk. Pandemi virus disease atau covid-19 , lanjut Wahyu, muncul sejak 2019 lalu ini sangan berdampak buruk , terutama bagi perekonomian warga .
“Dalam reses kami menerima keluhan dari warga tentang kondisi ekonomi mereka yang saat ini sangat sulit. Tadi juga dijelaskan ada usia produktif sebanyak 300-an orang yang bakal menyumbangkan angka pengangguran, ” jelas Wahyu Wahyudin.
Namun, Wahyu menjelaskan bahwa , memang kondisi saat ini, ditengah terpaan pandemic, membuat perekonomian yang makin terpuru. Hal ini tidak hanya membuat banyak angka pengangguran, yang dialami warga , bahkan ada juga investor yang juga kehabisan nafas sehingga terpaksa mengurangi karyawan.
“ Industri masih kurang banyak mengcover para calon tenaga kerja. Investor juga demikian belum banyak masuk. Hal ini menyebabkan belum adanya lapangan kerja baru yang disediakan,” papar Wahyu Wahyudin.
Kondisi ini yang menyebabkan Kota Batam menjadi penyumbang angka pengangguran tertinggi di Indonesia . Wahyu berharap, pandemic ini segera berahir dan bisa membuka kembalki lapangan kerja baru terutama bagi para fresh graduate (lulusan baru).
Kepri Penyumbang Pengangguran Tertinggi
Pandemi yang berkepanjangan berdampak besar bagi tingginya angka pengangguran. Data yang dicatatkan menunjukkan kalau , Propinsi Kepri, menunjukkan angka angka pengangguran tertinggi di Indonesia . Angka ini terutama disumbangkan dari Kota Batam, sebagai salah satu pusat industry di Kepri.
Wahyu Wahyudin , Anggota Komisi 4 DPRD Propinsi Kepri menyebutkan , bahwa kondisi ini berdasarkan data yang dicatatkan oleh BPS bahwa Kota Batam adalah kota dengan angka pengangguran tertinggi di Indonesia . Asal pengganguran ini tidak lepas dari dampak pandemic. Wahyu Wahyudin menyebutkan salah satu dampak pandemi ini berkaitan dengan pendidikan.
“Tercatat lebih dari 20.000 siswa sma-smk yang lulus, namun tak banyak dari jumlah tersebut yang masuk ke perguruan tinggi. Kalaupun diterima di dunia kerja angkanya tidak banyak. Dari angka itu juga yang menambah jumlah pengganguran di Kota Batam,” jelas Wahyu lagi.
Padahal Batam yang disebut sebagai kota Madani ini merupakan jendela bagi dunia, terutama jendela bagi Indonesia dimana banyak diminati orang untuk merantau dan bekerja. Faktanya, banyak orang di daerah lain atau provinsi dan kabupaten kota itu berkeinginan untuk ke Batam. “Akibatnya angka penggangguran di Batam melonjak, karena para pendatang tidak langsung mendapatkan pekerjaan,” tukasnya .
Tragedi pandemi covid-19 ini juga telah berdampak bagi para investor asing masuk ke Indonesia terkhususnya ke Batam.
“Akibat dari pandemi investasi yang di luar susah masuk ke Batam saat ini. Namun berbagai tindakan yang dilakukan oleh walikota dan gubernur sudah baik dalam meloby para investor, hanya pandemi ini belum berakhir.
Wahyu juga menuturkan dampak pandemi covid-19 ini bagi tenaga kerja saat ini adalah perusahaan banyak yang bangkrut. “Alasan utamanya karena perusahaan tidak menerima order, sehingga mereka memberhentikan atau merumahkan karyawan. Inilah dampak dari pandemi yang ditimbulkan secara langsung ,” ujarnya. (KS15)
Editor Teguh Joko Lismanto