Beranda Batam Tumbur Sihaloho: Pemko Bisa Gunakan Silpa Rp270 Milyar untuk Bantuan Sembako

Tumbur Sihaloho: Pemko Bisa Gunakan Silpa Rp270 Milyar untuk Bantuan Sembako

Pembagian sembako oleh Polsek Daik Lingga
Ilustrasi. Paket sembako yang saat sangat dibutuhkan warga Batam

Keprisatu.com – Tumbur M Sihaloho anggota Komisi IV DPRD Kota Batam mendesak Pemerintah Kota Batam agar membantu masyarakat selama (PPKM) Darurat. Sebab, dana bantuan pusat dan dana anggaran 2021 melalui refocusing, serta bisa juga menggunakan SILPA tahun 2020 lalu sebesar Rp270 miliar.

“Dana ini bisa di refocusing, dan diingatkan kepada Walikota dan Wakil Walikota Batam agar lebih sensitif dengan kondisi masyarakat saat PPKM Darurat ini. Kemarin diawal Covid-19 tahun 2020 jelang Pilkada bantuan sembakonya besar, kenapa sekarang kondisi lebih parah tapi tidak ada bantuan,” kata Tumbur, Kamis (15/7/2021).

Tumbur mengatakan, banyaknya bantuan sembako tahun 2020 lalu karena jelang Pilkada saat itu. Dimana, tahun 2020 ada dua tahap didistribusikan Pemko Batam selain dari BP Batam dan Pemprov Kepri.

“Pemerintah kota harus lebih sensitif melihat kondisi masyarakat yang saat ini. Dimana kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat saat ini lebih ketat. Dulu tidak sampai seperti sekarang pembatasan,” ucapnya.

Tumbur juga mengingatkan keluhan Menteri Keuangan, Sri Mulyani atas anggaran pusat melalui DAK dan DAU, untuk penanganan Covid-19 di daerah, termaksud Batam. Diminta agar Pemko Batam mempercepat realisasi belanja dan distribusi anggaran untuk tenaga medis.

“Kami minta anggaran ini jangan sampai kena tahan karena tenaga medis butuh perhatian lebih. Para nakes itu bertaruh nyawanya untuk menyelematkan para korban Covid-19,” ungkapnya.

Sebelumnya, anggota DPD RI dari Dapil Kepri, Haripinto Tanuwidjaja juga mendesak, Kepala daerah harus mendesak pengguna anggaran, untuk merealisasikan belanja. Diingatkan, dukungan untuk para Nakes, relawan dan seluruh personel yg berpartisipasi didukung sarana yang diperlukan, harus maksimum. Sehingga, penanganan yang dilakukan lebih maksimal. Termaksud untuk dukungan pelatan.

“Honor atau insentifnya jangan sampai terlambat. APBN-nya kan sudah disiapkan. Pelaksanaannya digas full, sekarang ini khan kondisi darurat,” himbau Haripinto.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hingga akhir semester I-2021, anggaran yang disalurkan baru mencapai 11,1% dari total dana yang disediakan. Dari Rp 8,1 triliun alokasi yang sudah kita berikan, baru Rp 900 miliar yang dibayarkan atau 11,1%.

Anggaran untuk obat-obatan, suplemen hingga APD baru terserap 10% oleh pemerintah daerah. Seperti untuk obat, suplemen, APD, pengadaan makanan tambahan itu dari Rp 10,7 triliun, Rp 1,7 triliun dalam semester I tahun 2021.

Bahkan, anggaran untuk vaksinasi di daerah juga dinilai berjalan lambat. Dari dana sebesar Rp 6,5 triliun yang disediakan, baru terserap sebanyak Rp 400 miliar atau 5,8%. Selain itu, ada alokasi anggaran belanja kesehatan lain yang baru terserap 13,4% atau Rp 1,2 triliun dari alokasi sebesar Rp 8,7 triliun. Kemudian PPKM kelurahan, pos komandonya, ada anggaran Rp 1,1 triliun juga baru Rp 1 miliar terserap.(KS10).

Editor : Tedjo