Keprisatu.com – Berhati-hatilah bagi oknum kepala daerah yang masih terus korupsi. Sebab, oknum pelaku korupsi termasuk orang-orang sekitarnya yang sudah jelas identitasnya, sangat gampang menangkapnya.
Mendagri Tito Karnavian mengemukakan, menangkap kepala daerah yang korupsi itu tidak susah. Menurutnya, yang susah adalah menangkap teroris dan gembong narkoba. Hal itu ia ungkapkan pada Rabu (10/7/2024) dalam Rapat Kerja Nasional XVI Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) di Jakarta Convention Center (JCC).
“Dulu saya sudah pernah bilang waktu saya jadi Kapolri dengan Ketua KPK, dengan Kejaksaan Pak Prasetyo waktu itu dengan pimpinan DPR. Saya sampaikan bagi saya nangkep kepala daerah nggak susah, bagi saya bukan prestasi luar biasa, beda dengan teroris, nangkep narkotika. Teman-teman yang dianggap korupsi punya rumah, keluarga, jelas. Teroris lari-lari, narkotika lari-lari dalam negeri, luar negeri segala macam, nama palsu segala macem,” ucapnya.
Tito mengaku bisa mendeteksi kepala daerah yang melakukan korupsi dalam tiga bulan. Dia juga mengaku bisa mendapat jejak korupsi dari sejumlah orang.
“Kasih saya 3 bulan untuk membuktikan kepala daerah, nggak semua lah, saya tahu ada yang baik, untuk cari kesalahannya, mudah sekali, satu sadap aja nomor dia, kalau nomornya sudah pakai WiFi segala macam agak canggih-canggih dikit lingkaran satunyalah, ajudannya, pengawalnya, orang kepercayaannya, pundi-pundinya, Sekda, Kepala BKAD, Dinas PU, Perizinan, bah mereka pasti juga akan ada, ‘kamu pakai wifi ya’… tapi staf sekitarannya nggak, kenapa saya harus pakai wifi saya kan kerja bener, nanti orang hubungi saya susah, lingkarannya Sekda, Dinas PU, kepala daerah, lingkarannya yang saya bilang perizinan mutasi itu-itu aja kan, bagian pengadaan, istrinya, nggak ada istri, anaknya, pengawal istrinya, sopir istrinya, kena,” papar Tito.
“Atau turun ke bawah cari lawan politiknya atau orang yang pernah disakitinya misalnya wakil, wakil suka kan kalau kepala daerah ketangkep, dia naik, apalagi kalau nggak bagus mengelola antara wakil dengan pimpinan. Semua dicari orang-orang yang pernah dipindah-pindahin sama dia, dia masih punya kaki di eselon 3 dan 4, makanya teman-teman hati-hati, itu belum lagi rekanan, rekanan kan bersaing, yang nggak dapat dia juga punya jalur dalam kabupaten itu, karena dia sering ngumpanin juga tuh. Jangan kira ajudan kita nggak dirawat sama mereka, termasuk hati-hati punya ajudan, pengawal, itu nanti ada yang ngerawat kadang-kadang itu,” imbuh Tito. (KS04)