Beranda Batam Rumitnya PPDB di Batam, Disdik Siapkan Solusi

Rumitnya PPDB di Batam, Disdik Siapkan Solusi

Batam, Keprisatu.com – Dunia pendidikan di Kota Batam tak henti hentinya menghadapi potensi dan ancaman masalah saat musim penerimaan siswa didik baru (PPDB). Kebanyakan yang menjadi persoalan adalah membeludaknya pendaftar di sebuah sekolah padahal kapasitas sekolah penerima terbatas.

Membeludaknya calon siswa ini berujung pada banyaknya calon siswa yang tidak tertampung di sekolah dengan alasan tidak kurangnya kuota (lokal) yang disiapkan oleh Pemko Batam .

Kepala Disdik Batam, Tri Wahyu Rubianto mengatakan mendekati pelaksanaan pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB)  Juni mendatang, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam harus bersiap siap menghadapi kendala dan polemik daya tampung yang melebih kapasitas karena tingginya minat ke sekolah negeri .

Berdasarkan peta pendidikan, beberapa sekolah masuk kategori rawan. Hal ini karena tingginya minat orangtua ke sekolah tertentu yang dulunya berlabel sekolah unggulan.

“Di Sekupang ada SMPN 3, di Bengkong ada SMPN 6, begitu juga di Legenda dan Lubukbaja yang hanya memiliki satu SMPN,” kata Tri, Senin (6/5).

Meskipun status sekolah unggulan sudah dicabut, tetap saja minat ke sekolah tertentu tersebut tinggi. Akibatnya, jumlah pendaftar melebih kuota daya tampung yang tersedia.

“Rata-rata sekolah itu terima 6-7 kelas. Meskipun ada juga yang sampai 9 kelas. Namun jumlah ini bisa saja meningkat, karena tingginya antusias ke negeri. Makanya sekolah dua sif tidak terhindarkan,” ujarnya.

Penambahan ruang kelas baru juga bukan solusi yang bisa diterapkan di semua sekolah. Hal ini karena melihat ketersediaan lahan yang ada. Tri mengungkapkan area terbuka juga harus tetap ada, agar ruang dan gerak anak-anak tetap terjamin.

“Tidak mungkin semua dibangun RKB. Kami juga harus memikirkan ruang terbuka untuk mendukung interaksi dan aktivitas anak di sekolah. Jadi tak bisa dipaksakan atau bergantung pada RKB ini,” bebernya.

Menurutnya, solusi yang paling aman adalah melakukan pemerataan penerimaan siswa. Penyebaran siswa di sekolah swasta dan negeri harus berimbang. Sehingga persoalan daya tampung di sekolah negeri ini terselesaikan.

“Kami sudah berikan kesempatan sekolah swasta untuk menjaring peserta didik lebih dulu. Harapannya penyebaran calon siswa bisa terjadi, dan antusias ke negeri bisa melandai,” ujarnya.

Solusi lain yang juga tengah juga digodok adalah mengoptimalkan jumlah siswa per kelas. Ada kemungkinan peningkatan jumlah siswa, jika memang terjadi peningkatan volume pendaftaran di negeri. (KS03)