Beranda Bisnis Rektor Umrah Ungkap Data Kemaritiman Kepri

Rektor Umrah Ungkap Data Kemaritiman Kepri

64
0
Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi, DEA mengungkap data kemaritiman Kepri.
Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi, DEA
Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi, DEA mengungkap data kemaritiman Kepri.
Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi, DEA

Keprisatu.com – Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi, DEA mengungkap data kemaritiman Provinsi    Kepri. Khususnya terkait perikanan tangkap dan budidaya keramba, serta bioteknologi yang belum tergarap.

Dari data-data yang ia ungkap, tergambar bahwa sektor kemaritiman Kepri belum begitu tergarap. Padahal potensinya sangat besar.

Agung mengungkap misalnya data perikanan tangkap dan budidaya. Hasil tangkapan ikan di wilayah Indonesai I, yakni Provinsi Kepri baru mencapai 400-500 ribu ton per tahun. Sementara potensinya mencapai 1,1 juta ton. Artinya, masih ada sekitar 600-700 ribu ton ikan yang masih berpeluang ditangkap, dan dijual.

Namun, lanjut dia, untuk membangun industri perikanan tersebut memang membutuhkan investasi dan pengadaan kapal ikan berskala besar.

Ia juga mengungkapkan terkait ikan budidaya kerambah. Menurut dia, Kepri memiliki sekitar 400 ribu hektare lahan. Saat ini, dari lahan-lahan tersebut baru tergarap sekitar 60 ribu Hektare.

“Sehingga masih banyak tempat untuk budi daya ikan, udang, kepiting, dan lainnya,” katanya di Tanjungpinang, sebagaimana Diskominfo Kepri memublikasikannya Rabu (4/8/2021).

Industri Bioteknologi

Sang Rektor juga mengungkap terkait industri bioteknologi yang belum tergarap. ”Ini terbuka dan potensial pengelolaannya. Tentu awalnya harus ada riset oleh para ahli dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar,” kata Agung.

Ia menjelaskan, bioteknologi merupakan teknik penggunaan biota laut atau bagian dari biota laut (seperti sel atau enzim) untuk membuat atau memodifikasi produk, memperbaiki kualitas genetik atau fenotip tumbuhan dan hewan, serta mengembangkan (merekayasa) organisme untuk keperluan tertentu, termasuk perbaikan lingkungan.

Ia menyebut contohnya, pengelolaan tepung ikan, yang memiliki zat baik untuk perkembangan otak anak. Bahkan Bakteri yang ditemukan dari bioteknologi kelautan juga mampu mengurai limbah minyak untuk mencegah pencemaran laut.

“Di sekitar kita, di bibir laut, banyak kita jumpai pohon bakau. Ini juga bermanfaat dalam kajian industri bioteknologi, yang dapat berkembang,” ujarnya.

Para peneliti di Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang juga mengambil peran penting dalam berbagai riset bioteknologi, meski ditemukan berbagai kendala sehingga hasilnya belum maksimal.

“Kami ingin kampus kami ini menjadi bagian terpenting dalam riset yang mampu mengelola sumber daya kelautan untuk kepentingan publik dan pemerintah,” imbuhnya. (KS04)