Beranda Agama Rasulullah Batalkan Kepercayaan Kesialan Bulan Shafar

Rasulullah Batalkan Kepercayaan Kesialan Bulan Shafar

Rasulullah membatalkan kepercayaan kesialan bulan Shafar.
Ilustrasi
Rasulullah membatalkan kepercayaan kesialan bulan Shafar.
Ilustrasi

Keprisatu.com – Orang Jahilyah zaman dulu merasa sial dengan bulan Shafar. Mereka bahkan menyebut Shafar sebagai bulan penuh kesialan. Namun Nabi SAW membatalkan hal itu melalui hadisnya, bahwa tidak ada kepercayaan terkena sial pada bulan Shafar.

Bulan Shafar sendiri jatuh pada hari ini Rabu 8 September 2021. Berikut ini Imam Ahmad dan At-Tirmizi meriwayatkan hadis Ibnu Mas’ud, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‘’Sesuatu yakni hewan yang sakit_tidak dapat menulari sesuatu yang lain_yakni hewan yang sehat_(dengan sendirinya). ‘’Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Lalu seorang Arab Badui berkata,’’ Wahai Rasulullah, (bagaimana halnya dengan) benih awal kudis yang terdapat di bibir atau ekor unta yang berada dalam sekumpulan untu-unta yang besar, lalu unta-unta itu berpenyakit kudis seluruhnya. ”Maka Rasulullah SAW bersabda,” Lalu siapakah yang menularkan kudis pada unta yang pertama? Tidak ada penyakit menular (dengan sendirinya), tidak ada (kepercayaan reinkarnasi manusia yang meninggal menjadi) burung hantu, dan tidak ada (kepercayaan terkena sial pada bulan) Shafar. Allah telah menciptakan setiap jiwa lalu menuliskan (takdir) kehidupannya dan (musibahnya), serta rizkinya.’’ (Imam Ahmad, no. 4186 dan At-Tirmidzi, no. 2143)

Nabi SAW lalu mengabarkan bahwa itu semua terjadi dengan Qadha dan Qadar Allah, sebagaimana hal itu terdapat dalam firman Allah SWT:

‘’Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula menimpa diri kalian sendiri, melainkan semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya.” (Al-Hadid: 22)

Menurut Imam Ibu Rajab, setiap waktu seseorang yang menyibukkan diri dengan ketaatan, waktu itulah yang berkah. Sebaliknya, setiap waktu seseorang justru sibuk dengan bermaksiat pada Allah, maka itu adalah waktu yang sial.

‘’Maka kesialan pada hahekatnya adalah perbuatan maksiat pada Allah SWT,’’ kata Imam Ibu Rajab.

Untuk itu secara umum tidak tidak ada kesialan kecuali dalam perbuatan maksiat dan dosa-dosa karena akan membuat Allah SWT murka. (KS04)

editor: arham

sumber: mukhtasar latha’ful ma’arif, imam ibu rajab

BACA JUGA ARTIKEL LAIN:

Anjuran Rasulullah untuk Minum Kopi

Wasiat Sedekah Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib

Kisah Teladan Rasulullah terhadap Orang-Orang Kafir