Beranda Internasional Presiden Trump Terpapar Covid-19 saat Pilpres 32 Hari Lagi

Presiden Trump Terpapar Covid-19 saat Pilpres 32 Hari Lagi

Hope Hicks adalah juru bicara tim kampanye Trump saat pengusaha tersebut maju sebagai calon presiden. Ketika Trump menjabat presiden, Hicks menjadi direktur komunikasi Gedung Putih.
Hope Hicks adalah juru bicara tim kampanye Trump saat pengusaha tersebut maju sebagai calon presiden. Ketika Trump menjabat presiden, Hicks menjadi direktur komunikasi Gedung Putih.

Keprisatu.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan dirinya dan Ibu Negara, Melania Trump, positif terkena Covid-19 dan tengah dikarantina.

Trump mengumumkan berita itu dalam twit terbaru-nya.

Trump, 74 tahun, menuliskan dalam twitnya, “Kami akan melalui ini bersama-sama.”

Dokter pribadi Trump, Sean Conley, merilis pernyataan bahwa presiden dan ibu negara dalam kondisi baik saat ini dan mereka berencana tinggal di kediaman di dalam Gedung Putih selama masa pemulihan.

“Yakinlah saya mengharapkan presiden bisa menjalankan tugas-tugasnya tanpa gangguan selagi pemulihan, dan saya akan memberitahu Anda perkembangan apapun pada masa mendatang,” sebut Conley dalam pernyataannya seperti dilansir bbc.com.

Kabar ini mengemuka setelah Hope Hicks, salah satu asisten terdekat Trump, dinyatakan positif terkena virus corona.

Perempuan berusia 31 tahun itu bepergian bersama Trump di Air Force One menuju acara debat capres AS di Ohio awal pekan ini.

Sejauh ini, Hicks tergolong staf Trump paling dekat yang teruji positif Covid-19.

Sepekan setelah Donald Trump mengatakan kepada rakyat AS agar tidak khawatir pada Covid-19 karena itu tidak mempengaruhi siapapun kecuali manula dan mereka yang punya penyakit jantung, presiden justru teruji positif terjangkit virus corona.

Sulit untuk tidak menyebut seberapa mengguncang Bumi perkembangan ini ketika pilpres hanya 32 hari lagi.

Sang presiden akan menjalani masa karantina untuk pemulihan. Pawai kampanye ditiadakan, sedangkan debat presiden selanjutnya dalam dua pekan mendatang, masih dipertanyakan realisasinya.

Pesan yang berulang kali disampaikan presiden, bahwa bangsa AS membalikkan keadaan dalam penanganan pandemi, tergilas oleh penyakit yang sedang dia alami.

Hanya dua hari lalu, dalam debat pertama, Trump mengolok rivalnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, karena sering memakai masker dan tidak menggelar pawai kampanye yang bisa menandingi kemeriahan pawainya.

Kini, Gedung Putih dan tim kampanye Trump harus menjawab mengapa presiden menempuh sikap sedemikian sembrono dalam hal perlindungan diri – serta berapa banyak pejabat di Gedung Putih dan petinggi pemerintah AS yang terpapar Covid-19.

Pada masa krisis nasional, publik Amerika cenderung menggalang dukungan terhadap presiden. Akan tetapi sokongan tersebut mungkin belum cukup melindungi sang presiden dari cecaran pertanyaan. (ks 04)