Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman
Batam, Keprisatu.com – Pekan Olahraga Nasional atau PON Bela Diri Tahun 2025 yang mengusung tema “Bela Diri itu Prestasi” tinggal menghitung hari. Kota Kudus dipercaya menjadi tuan rumah ajang multievent nasional ini dengan Opening Ceremony pada 11 Oktober 2025 dan Closing Ceremony pada 26 Oktober 2025.
Gelaran ini diharapkan menjadi momentum penting dalam meneguhkan posisi olahraga bela diri Indonesia di kancah nasional maupun internasional.
PON Bela Diri 2025 lahir dari kolaborasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) bersama Djarum Foundation, induk cabang olahraga, serta seluruh kontingen provinsi. Tujuannya selaras dengan program besar olahraga nasional, yakni meningkatkan prestasi atlet Indonesia sebagaimana tercantum dalam Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.
Sebanyak 10 cabang olahraga akan dipertandingkan, mulai dari pencak silat, tarung derajat, karate, taekwondo, gulat, judo, jujitsu, sambo, kempo, hingga wushu. Tercatat lebih dari 2.000 atlet dari seluruh provinsi siap bersaing pada 223 nomor pertandingan yang akan dipertandingkan di Kudus.
“Selaku Ketum KONI Pusat, pertama saya mengapresiasi Djarum Foundation yang telah begitu peduli dengan olahraga Indonesia melalui kerja sama kami dalam menyelenggarakan multievent PON Bela Diri Tahun 2025 di Kudus,” ujar Ketua Umum KONI Pusat dalam keterangannya.
Salah satu latar belakang adalah PON XXII/2028 di NTT-NTB fokus mempertandingkan cabang olahraga Olimpiade, unggulan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan cabang olahraga pilihan tuan rumah. Oleh karena itu, KONI Pusat membuat PON terobosan bagi cabang olahraga bela diri yang dipertandingkan pada PON sebagai tambahan dan juga mewadahi cabang olahraga lainnya.
“PON Bela Diri merupakan terobosan, dimana kita memberikan multievent nasional tambahan di luar PON, setiap dua tahun. Karena atlet berprestasi dunia lahir dari latihan keras yang selalu diuji pada kompetisi berkualitas kemudian dievaluasi dengan melibatkan Sport Science,” sambungnya.
“Tidak banyak jalan lain, kecuali menggelar kompetisi berkualitas,” lanjutnya menyinggung PON Bela Diri yang digelar setiap 2 tahun sekali.
“Tak ketinggalan, saya juga sampaikan terima kasih, apresiasi dan penghormatan yang tinggi kepada seluruh kontingen. Kerja keras KONI Provinsi bersama anggotanya, yang tentu didukung Kepala Daerah masing-masing. Prestasi olahraga merupakan tanggung jawab kita bersama, dari kompetisi kita menjaring dan menyaring yang terbaik untuk mewakili Indonesia pada kejuaraan internasional,” kata Marciano mengapresiasi.
Diakui bahwa program terobosan bukanlah hal mudah, baik untuk penyelenggara dan juga peserta. Pasalnya tidak ada rujukan multievent nasional sebelumnya selain PON.
“Bapak Menpora RI sebagai regulator juga mendukung ekosistem, dimana pemerintah memberikan dukungan terhadap organisasi olahraga selaku pelaksana program pembinaan. Kami masyarakat olahraga sangat mengapresiasi ini,” ujar Ketum KONI Pusat.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pesan kepada para atlet yang akan bertanding agar menjadikan multi-event ini sebagai wadah pembuktian diri sekaligus sarana pembelajaran untuk menjadi lebih tangguh secara mental, fisik, dan teknik.
“Kepada para atlet, bertandinglah dengan semangat, penuh kepercayaan diri sebagai atlet terbaik provinsi yang siap menyandang status sebagai atlet terbaik di Tanah Air, begitu juga pelatih yang harus memanfaatkan pengalaman ini, belajar satu sama lain untuk evaluasi menjadi lebih baik,” pesan Ketum KONI Pusat.
Dalam kesempatan tersebut, Ketum KONI Pusat juga menekankan pentingnya integritas dalam pelaksanaan pertandingan. Peran wasit, juri, dan ofisial pertandingan menjadi sangat vital dalam menjaga keadilan dan kredibilitas PON Bela Diri Kudus 2025.
“Bagi wasit, juri dan ofisial pertandingan, laksanakan setiap laga dengan objektif, menegakan hukum secara adil kepada seluruh peserta. Kredibilitas dan sportivitas adalah harga diri kita sebagai masyarakat olahraga prestasi. Di sisi lain, pemimpin pertandingan harus peka terhadap kondisi atlet yang tak mampu berlaga. Keselamatan atlet bergantung pada kepekaan yang kita miliki,” terangnya.
Menutup arahannya, Ketum KONI Pusat menggarisbawahi bahwa dalam setiap kompetisi olahraga, prinsip fair play harus ditegakkan secara mutlak, termasuk dalam hal penggunaan doping. Indonesia Anti-Doping Organization (IADO) juga akan turut berkontribusi dalam pelaksanaan PON Bela Diri Kudus 2025.
“Terakhir, tidak ada toleransi terhadap penggunaan Doping pada atlet,” tegasnya menutup.
Dengan semangat sportivitas, profesionalisme, dan kebersamaan, PON Bela Diri Kudus 2025 diharapkan tidak hanya menghasilkan juara-juara baru, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran dan pembinaan jangka panjang bagi seluruh insan olahraga Indonesia.
Upaya KONI Pusat meningkatkan jumlah kompetisi berdampak positif terhadap kualitas performa atlet, namun ada lagi dampak positif terhadap tuan rumah, yakni efek ekonomi yakni Sport Industry dan Sport Tourism.
Kehadiran multievent nasional menjadi ajang promosi daerah dan masyarakat sekitar venue juga mendapatkan hasil positif dengan adanya peserta yang hadir, mulai sisi akomodasi, transportasi, konsumsi, pariwisata dan lain sebagainya.
KS10