Batam, Keprisatu.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menetapkan anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pertamina East Natuna untuk mengelola Blok East Natuna lewat komitmen investasi awal sebesar US$13 juta atau setara Rp194,5 miliar (asumsi kurs Rp14.968 per dolar AS).
Lewat investasi awal itu, PT Pertamina East Natuna bakal melakukan studi G&G, akuisisi dan pengolahan data seismik 3D dengan luasan 430 kilometer persegi dan 1 pemboran eksplorasi selama 3 tahun pertama.
“Ini sebenarnya cuma lapangan Arwana sama Barakuda, yang di sini yang di D-Alpha itu 70 persen Co2 itu belum,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji di Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Adapun, Blok East Natuna diperkirakan menyimpan sumber daya minyak mencapai 2,2 BBO dan gas sebesar 300 BSCF. Potensi sumber daya itu terbentang di atas luasan konsesi 10.484,39 kilometer persegi.
“Pertamina akan eksplorasi nanti, setelah itu dokumen terakhir itu penentuan status eksplorasi (PSE) mau dimasukkan ke rencana pengembangan (PoD),” kata Tutuka.
Keputusan itu diambil Kementerian ESDM lewat acara penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja (WK) di Gedung Heritage Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Selain Blok East Natuna, terdapat dua lapangan yang juga diberikan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni Sangkar dan Peri Mahakam. Kementerian ESDM mencatat total investasi dari tiga wilayah kerja ini sebesar US$22,7 juta dan bonus tanda tangan US$600.000.
Seperti diketahui, Wilayah Kerja (WK) Sangkar dan Peri Mahakam (WK Eksplorasi) merupakan wilayah yang dilelang oleh Pemerintah melalui Lelang Penawaran Langsung Tahap II Tahun 2022 periode November 2022 – Januari 2023 dan telah diumumkan pemenangnya tanggal 22 Februari 2023. Kontrak Bagi Hasil WK Eksplorasi untuk ketiga WK tersebut berjangka waktu 30 tahun.
“Seluruh KKKS telah menyelesaikan kewajiban finansialnya yaitu pembayaran bonus tanda tangan dan menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku sebelum penandatanganan kontrak kerja sama,” ujarnya.
Berikut perincian kontrak kerja sama: No. Wilayah Kerja Kontraktor Komitmen Pasti dan Bonus Tanda Tangan 1 East Natuna PT Pertamina East Natuna 1 Studi G&G; Akuisisi Data Seismik 3D 430 km2; dan 1 sumur eksplorasi dengan total investasi senilai US$12,500,000 Bonus tanda tangan : US$500,000 2 Sangkar PT Saka Eksplorasi Timur
2 Studi G&G dan Akuisisi Data Seismik 3D 150 km2; dengan total investasi senilai US$3,000,000 Bonus tanda tangan : US$50,000 3 Peri Mahakam ENI Peri Mahakam Limited (49%) PT Pertamina Hulu Borneo (51%)
3 Studi G&G; Akuisisi Data Seismik 3D 150 km2; dan 1 sumur eksplorasi dengan total investasi senilai US$7,200,000 Bonus tanda tangan : US$50,000 Pada kesempatan tersebut, Tutuka meminta KKKS menjaga komitmennya dan berperan aktif mendukung kebutuhan energi nasional di masa mendatang.
Dia juga menegaskan komitmen Pemerintah mendukung pengembangan migas nasional. “Pemerintah Indonesia akan terus berupaya mendukung pengembangan kegiatan hulu migas dengan terus melakukan improvement dalam sistem pengelolaan migas sehingga dapat meningkatkan keyakinan investor dalam melakukan investasi,” ujarnya.
Dengan bertambahnya penandatanganan tiga kontrak baru ini, pemerintah berharap dapat menjadi salah satu bukti bagi para investor bahwa industri hulu migas Indonesia masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan, serta memiliki daya tarik yang tinggi. “Semoga dengan ditandatanganinya ketiga kontrak kerja sama hari ini akan dapat menambah peluang penemuan lapangan baru migas dan kegiatan eksplorasi di masa yang akan datang,” kata dia.
Sebelum penandatanganan kontrak ini, pada 2023 ini juga telah ditandatangani 5 kontrak kerja sama hasil lelang yaitu:
1. Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Offshore North West Aceh
2. Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Offshore South West Aceh
3. Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Jabung Tengah 4. Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja West Kampar
5. Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Paus Saat ini juga terdapat beberapa WK yang masih dalam proses evaluasi lelang Penawaran Langsung Tahap I Tahun 2023, yaitu WK Akia, Beluga dan Bengara I yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk kegiatan hulu migas di Indonesia.