Batam, Keprisatu.com – Dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2025 dan Hari Laut Sedunia 8 Juni 2025, Peduli Lingkungan Hidup dan Kelautan (PLH-K) Provinsi Kepulauan Riau menyampaikan pesan penting kepada para pengembang di Batam. Hal ini demi menjaga kelestarian kawasan pesisir yang terus terdesak akibat pesatnya pembangunan industri khususunya yang saat ini tengah merambah ke kawasan Batam, Rempang Galang (Barelang).
Ketua PLH-K Provinsi Kepri, Suardi, menyebut kondisi pesisir saat ini tengah terancam. Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan yang terjadi di Batam berjalan cukup pesat, sehingga kawasan pesisir, yang merupakan tempat hidup dan mencari nafkah masyarakat nelayan, turut terimbas. Hal ini menjadi masalah yang harus diberi perhatian serius demi menjaga keberlangsungan hidup masyarakat dan ekosistem.
“Saya menyerukan kepada para pengembang dan pelaku usaha, bahwa kepentingan hidup masyarakat pesisir dan kelestarian lingkungannya harus menjadi prioritas. Lingkungan bukan sesuatu yang terpisah, tapi menjadi satu kesatuan yang harus dijaga demi masa depan bersama,” ujar Suardi, Senin ((16/6/2025).
Suardi menekankan, masyarakat pesisir bergantung pada sumber daya laut dan pantai. Jika terjadi kerusakan akibat pembangunan yang tidak terencana, bukan hanya ekosistem yang terancam, tapi juga mata pencaharian dan kualitas hidup masyarakat. Hal inilah yang menjadi peringatan penting pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Laut Sedunia kali ini.
Selain menjadi tempat mencari nafkah, kawasan pesisir juga merupakan ruang penting bagi siklus ekosistem. Keanekaragaman hayati, terumbu karang, dan hutan bakau menjadi penopang ekosistem perairan dan daratan. Jika aspek tersebut rusak, dampaknya bukan hanya terjadi pada saat ini, tapi juga dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Suardi juga meminta kepada pemerintah, pengusaha, dan masyarakat luas untuk lebih peka dan peduli terhadap masalah kelestarian pesisir. Dalam visi pembangunannya, Batam harus mampu menyeimbangkan aspek ekonomi dan ekologi demi terciptanya pembangunan yang manusiawi, adil, dan berkelanjutan.
“Sudah semestinya pengembangan nantinya menerapkan konsep pembangunan yang keberlanjutan. Dalam proses perencanaan dan implementasi, aspek perlindungan dan konservasi harus menjadi pertimbangan penting. Dengan begitu, nantinya pembangunan dapat berjalan, tanpa merusak apa yang menjadi sumber hidup masyarakat dan makhluk hidup lainnya.” katanya.
Suardi berharap momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Laut Sedunia dapat menjadi saat penting demi menyadarkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha. Langkah konkret harus segera diambil demi menjaga dan melestarikan kawasan pesisir, demi masa kini dan masa yang akan datang.
“Mari bergandengan tangan, menjaga dan merawat pesisir demi kepentingan bersama. Karena apa yang terjadi pada pesisir, nantinya juga akan terjadi pada kita. Lingkungan bukan masalah segelintir orang, tapi masalah dan tanggung jawab kita bersama.” pungkas Suardi. (KS03)
Editor : Teguh Joko Lismanto