Keprisatu.com – Pemerintah daerah Provinsi Kepri atau Gubernur, diminta mediasi pengusaha pengusaha readymix dan pengusaha penambang batu granit Karimun.
Asosiasi Pengusaha Readymix Batam resah. Pasalnya, pasokan granit dari produsen di Karimun tersendat. Kondisi ini sudah berjalan dua bulan, belum ada solusi.
Tersendatnya pasokan granit ini, bisa berimbas kepada proyek negara maupun swasta yang dikerjakan oleh pengusaha readymix sendiri maupun memasok readymix ke kontraktor.
“Kami sudah menyurati 12 perusahaan produsen granit di Karimun. Jawabannya nanti-nanti, dan tunggu antrean. Ditunggu-tunggu tak ada juga kepastian, granit tak datang,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Readymix Batam, Alizar kepada wartawan secara virtual, Rabu (14/7/2021).
Selain ke pihak produsen, Asosiasi Pengusaha Readymix Batam juga bersurat ke Gubernur Kepri nomot surat 02/PA-GUBKEPRI/BATAM/VII/2021 tanggal 2 Juli 2021 tentang permohonan audiensi.
“Kami menyurati pemerintah dalam hal ini Gubernur Kepri, supaya ada mediasi memberikan solusi atas keluhan asosiasi. Karena ini berdampak pada proyek negara dan swasta, bisa mangkrak kalau pasokan granit tak masuk,” ujar Alizar.
Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Pengusaha Readymix Batam, Tan Sun Hok, mengemukakan, jumlah pengusaha readymix di Batam ada 10. Kebutuhan readymix untuk Batam lebih kurang 80 ribu ton per bulan. Dari 80 ribu ton tersebut, 40 ribu sampai 60 ribu ton bahan baku granit.
“Batam butuh granit 60 ribu ton per bulan, untuk pembangunan proyek negara yang dibiayai APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kota. Proyek pembangunan di Batam akan mangkrak, jika tak ada solusi atas tersendatnya kebutuhan granit untuk Batam,” jelas Tan Sun Hok.
Memang, aku Tan Sun Hok, beberapa pengusaha readymix di Batam masih ada stok granit. Tapi, stok sedikit dan habis dipakai untuk beberapa hari ke depan
Itu sebabnya, Asosiasi Pengusaha Readymix mengadu ke pemerintah sebagai regulator turun mengatasi kelancaran pasokan granit dengan harga wajar.
Tan Sun Hok menekankan harga wajar, lantaran suasana pandemi Covid-19 dan Malaysia sebagai salah satu produsen granit sedang lock down, sehingga pengusaha dari Singapura membeli granit ke Karimun.
Dengan kondisi pandemi Covid-19 ini, diakui Tan Sun Hok, beban pengusaha sudah berat. Sehingga tidak begitu memikirkan keuntungan yang utama, tapi bertahan hidup saja bisa membayar operasional dan gaji karyawan sudah syukur.
“Asosiasi Pengusaha Readymix Batam mohon bantuan pemerintah. Kalau satu pengusaha readymix memiliki ratusan karyawan, untuk 10 perusahaan sudah menghidupi sekitar 10 ribuan karyawan dan keluarganya,” ujar Tan Sun Hok perihatin.
Menurut Tan Sun Hok, jangan sampai pengusaha readymix melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sehingga, pemerintah perlu turun tangan agar pasokan granit lancar dengan harga yang wajar.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Readymix Batam, Supriyadi Tirtana, memohon, agar produsen granit di Karimun tidak semuanya menjual granit ke Singapura
“Harus ada keberpihakan kebutuhan dalam negeri dalam hal ini Batam. Kami juga akan bersurat ke Presiden, jika pasokan granit ke Batam masih tersendat. Biar jelas regulasinya,” tegas Supriyadi. (ks03)
Editor: tedjo