Keprisatu.com – Pelindo 1 ternyata masuk menggarap jasa labuh jangkar di perairan Pulau Nipah, Batam dan Karimun, Kepri. Jasa labuh jangkar merupakan bagian dari strategi perseroan itu memperkuat bisnis marine service.
Guna mengoptimalisasi bisnis marine service, perusahan pelat merah ini mulai dengan melakukan pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE), intelligent marketing, dan memperluas networking. Untuk networking bekerja sama dan bergabung dengan komunitas internasional, serta penerapan Internet of Things (IoT) di sektor bisnis marine service.
”Marine Service merupakan satu strategi bisnis yang fokus pengembangannya pada tahun ini. Berada di tengah Selat Malaka sebagai jalur perdagangan tersibuk di dunia yang dilintasi 80.000 kapal per tahun, kegiatan marine service merupakan hal yang sangat penting,” ungkap Direktur Operasional dan Komersial Pelindo 1, Ridwan Sani Siregar dalam siaran pernya, dikutip Keprisatu.com, Kamis (23/9/2021).
Pertama, perseroan akan terus mengembangkan layanan pemanduan dan penundaan kapal di Kuala Tanjung PIE yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang secara cepat. Lokasinya yang berada di tengah jalur utama Selat Malaka yang dilewati 25 persen komoditas perdagangan dunia dan didukung hinterland yang kuat di 10 provinsi di Pulau Sumatera, menjadikan posisi Kuala Tanjung PIE strategis dan berpotensi besar sebagai simpul penting logistik dan supply chain global.
Kuala Tanjung PIE terdiri dari dua bagian yang saling terintegrasi, yaitu Kawasan Pelabuhan (Kuala Tanjung Multipurpose Terminal) dan Kawasan Industri (Kuala Tanjung Industrial Zone).
Kedua, intelligent marketing Pelindo 1 fokus melakukan identifikasi customer khususnya di wilayah Batam, Karimun, dan perairan Selat Malaka. Perseroan ini akan meningkatkan pasar pelayanan kegiatan ship to ship (STS) di cabang pelabuhan Tanjungbalai Karimun dan Pulau Nipah, Kepulauan Riau (Kepri).
Dalam bisnis marine service itu, Pelindo 1 menggarap labuh jangkar (anchorage area) di Perairan Nipah dengan alih muat (ship to ship), pencucian kapal (tank cleaning), pencampuran bahan (blending), pengisian minyak atau air bersih (bunker), dan berlabuh jangkar (logistic supply, Laid Up & Ship Chandler) sesuai dengan izin yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan. Hal yang sama juga dilaksanakan di Perairan Tanjung Balai Karimun.
”Kita optimis bisnis STS transfer di Karimun dan Nipah bisa terus berkembang. Kami terus berupaya menjalin kerja sama dengan pemilik kapal dan melakukan direct marketing kepada customer untuk masuk ke Karimun maupun Nipah,” ungkap Ridwan Sani Siregar.
Ridwan Sani Siregar menambahkan bahwa Pelindo 1 juga sedang melakukan evaluasi terhadap regulasi perairan Iyu Kecil – Nongsa sehingga dapat dilakukan pelayanan marine advisory untuk menjamin keselamatan kapal saat melintasi perairan tersebut.
“Perairan Iyu Kecil – Nongsa merupakan bagian dari perairan Selat Malaka dengan perlintasan kapal yang padat, dangkal, dan sempit, sehingga diperlukan wajib pandu di perairan tersebut. Dengan wajib pandu di daerah tersebut, maka akan memberikan rasa aman dan nyaman serta mengurangi pencemaran laut akibat kecelakaan kapal yang melintasi perairan tersebut,” papar Ridwan Sani Siregar.
Ketiga, Pelindo 1 memperluas networking dengan melakukan kolaborasi dan partnership. Pelindo 1 bekerja sama dengan berbagai pihak untuk optimalisasi bisnis marine service. Salah satu mitra yang digandeng adalah PT Kawasan Industri Dumai (KID). Kolaborasi kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan kerja sama operasi pelayanan jasa pemanduan, penundaan dan jasa lainnya di Jakarta pada Maret lalu.
Kerja sama tersebut dilakukan untuk kegiatan pelayanan kapal di Tersus milik PT KID – Pelintung dalam jangka waktu selama 5 tahun. Hal ini merupakan bentuk komitmen Pelindo 1 dalam pemenuhan kewajiban sebagai operator pelabuhan dalam memberi kepastian Keselamatan Pelayaran.
Keempat, adalah dengan menerapkan IoT pada sektor bisnis marine service. Pelindo 1 terus menginisiasi dan mengembangkan sejumlah layanan digital di seluruh lingkungan Pelindo 1 yang didesain khusus bagi para pengguna jasa agar dapat diakses secara mudah, aman, dan di mana saja.
Layanan digital kepelabuhanan yang dikembangkan Pelindo 1 berupa i-Marine dan Port Operation Command Center (POCC). Sistem i-Marine dapat membantu pengguna jasa membuat perencanaan tambat, layanan online meeting, informasi posisi kapal, layanan pemanduan dan penundaan secara online, air kapal, dispatching pilot assignment, dan tugboat secara real time. Adapun sistem POCC digunakan sebagai pusat kendali dan koordinasi pelayanan kapal dan terminal serta monitoring antrean kapal.
Sistem i-Marine dan POCC ini memiliki kontribusi signifikan dalam mendukung bisnis kepelabuhanan, seperti memaksimalkan ketepatan perencanaan penambatan, meningkatkan kinerja operasional, memastikan tercapainya one day billing, ketepatan dalam koordinasi dan pengambilan keputusan serta menyediakan informasi jadwal kegiatan kapal, bongkar muat, dan kegiatan operasional pelabuhan lainnya secara real time.
“Optimalisasi bisnis marine service menjadi salah satu strategi bisnis Pelindo 1 pada tahun ini dengan melakukan pengembangan layanan di wilayah operasional kami khususnya di perairan Selat Malaka dan Kepulauan Riau. Pengembangan layanan bisnis marine service juga seiring dengan peningkatan layanan digitalisasi pelabuhan untuk memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi Pelindo 1. Harapannya, Pelindo 1 mampu memberikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para pengguna jasa,” tutup Ridwan Sani Siregar. (KS04)
BACA JUGA BERITA LAIN:
Ketua DPRD Kepri Minta Gubernur Kepri Protes Terkait Labuh Jangkar
Potensi PAD Rp200 Miliar Kepri Terancam Gagal, Ini Penyebabnya