
Dosa adalah setiap hal yang dilakukan oleh manusia yang melanggar aturan dari agama manusia itu sendiri. Norma atau kaidah yang dilanggar tentu berhubungan dengan segala suruhan dari Tuhan masing-masing manusia.
Setiap manusia mempunyai Tuhan . Jarang manusia di dunia yang tidak memiliki Tuhan. Untuk itu segala perbuatan tercela yang dilakukan manusia baik itu terhadap manusia lain maupun kepada Tuhannya. Hal ini bisa dikatakan bahwa manusia itu berbuat dosa. Dalam setiap agama tentu dosa berbeda-beda. Dalam setiap agama, segala perintah atau suruhan dan larangan juga berbeda.
Dalam Agama Islam tentu ada larangan tersendiri terhadap pemeluknya. Misalnya dilarang memakan makanan yang diharamkan seperti daging babi dan sejenisnya. Hal ini menunjukan bahwa setiap hal diatur oleh agama, baik itu makanan, ibadah, hubungan manusia dengan manusia lain. Biasanya agama merupakan aturan yang mengikat semua orang tetapi hal ini tidak dipermasalahkan oleh manusia itu sendiri.
Dari aturan itu, ketika manusia melanggar, maka itu adalah dosa. Dosa merupakan sebuah sikap/tindakan untuk melanggar aturan. Ketika seseorang melakukan pelanggaran aturan itu. Maka itu dicari sebagai dosa. Dalam Islam, ada makhluk yang bertugas mencatat segala dosa manusia. Makhluk itu adalah malaikat. Ketika orang membuat dosa, maka dicatat oleh malaikat.
Tentu orang bertanya, apakah setiap manusia mempunyai dosa? Jawabannya tentu saja ketika manusia itu hidup, maka dia pernah berbuat dosa.
Setiap individu manusia tentu memiliki dosa baik itu dosa yang besar maupun kecil. Seseorang yang meyakini bahwa Tuhan itu ada.
Dia sangat percaya bahwa dia meyakini agamanya dengan sepenuh hati. Maka dia akan takut berbuat dosa. Sebaliknya ketika seseorang yang setengah-setengah mempercayai agama maka dia akan muda saja untuk berbuat dosa.
Dalam agama islam, dosa terbagi atas dua, yang pertama dosa kecil. Dosa kecil yaitu dosa yang diperbuat oleh manusia dan kecil menurut Al Quran. Dosa ini tentu berpengaruh terhadap akhlak seseorang. Misalnya perbuat tercela, misalnya berkata kotor, mengejek orang, tidak menunaikan janji.
Dosa yang kecil apabila dikumpulkan maka dia akan banyak. Jangan pernah meremehkan bahwa dosa kecil itu sepele. Sering dilakukan misalnya, maka hal ini bisa saja bertambah banyak. Tentu malaikat tidak luput akan hal ini.
Yang kedua yaitu dosa besar, dosa besar ialah dosa yang wajib dijauhi oleh umat islam. Contohnya syirik, membunuh orang, berzina, mencuri, sihir, meninggalkan shalat dan lain-lain. Ketika kita melakukan dosa besar maka kita akan dicatat oleh malaikat. Dosa besar bisa merusak diri baik itu di dunia maupun akhirat. Ketika manusia melakukan dosa besar, maka hal ini bisa saja merusak akhlak kita, merusak hubungan kita dengan Allah SWT.
Ketika kita melakukan dosa besar, maka jalan untuk menghapus dosa kita adalah dengan cara bertaubat. Taubat adalah berserah diri pada tuhan ketika kita melakukan dosa baik itu dosa besar dan juga dosa kecil. Orang yang benar-benar bertaubat akan diterima oleh Allah Swt. Orang yang tidak serius bertaubat misalnya dia sudah taubat tapi masih melakukannya. Maka hal ini sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Oleh karena itu maka bertubat tentu dengan cara yang bersungguh-sungguh bukan sepele saja.
Untuk itu usahakan untuk tidak berbuat dosa. Sebagai umat Islam tentu berdoa agar terhindar dari dosa. Untuk itu ketika terikat dalam suatu aturan, maka patuhilah aturan tersebut.
Maka hal ini akan membuat seseorang tentu mau tidak mau mematuhi aturan tersebut. Aturan yang dibuat Allah, sudah ada dalam Al Quran. Maka, harus dipatuhi aturan tersebut.
Ketika melanggar aturan tersebut, maka bertaubat, jangan pernah dilakukan lagi ketika bertaubat, besok jangan diulangi lagi. Jangan sampai terlalu sering berbuat dosa, walaupun itu hanya dosa kecil. Diusahakan untuk tidak berbuat dosa untuk kedepannya. (*)
Penulis : Abdul Jamil Al Rasyid
Penulis adalah Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand Angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Sumatera Barat Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek.
*) Catatan redaksi: Opini yang telah terbit, isi tanggung jawab penulis.