Keprisatu.com – Lembaga Falakiyah PBNU menyebutkan bahwa pada Jumat petang mendatang posisi hilal (bulan) masih terlalurendah untuk bisa dilihat dengan pandangan mata (rukyat). Kemungkinan 1 Ramadan atau awal puasa akan jatuh pada hari Minggu, 3 April 2022.
Wakil Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, Hendro Setyanto, mengatakan bahwa ketinggian bulan muda atau hilal pada Jumat petang di seluruh bagian Indonesia, kecil kemungkinan bisa dilihat dengan mata telanjang.
“Di sebagian Indonesia barat di (ketinggian) 2 derajat,” ujarnya pada Selasa (29/3/2022) lalu.
Sedangkan di Indonesia bagian timur, ketinggian bulan pada Jumat petang lebih rendah lagi, yakni di bawah 2 derajat.
Seperti diketahui selama ini Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode gabungan hisab dan difinalisasikan dengan rukyah atau melihat langsung, atau disebut imkanurrukyah. Jika dari penghitungan hisab posisi hilal sudah wujud, lalu dikuatkan dengan melihat langsung yang dilakukan oleh sejumlah tim yang ditugasi khusus untuk itu.
Ketinggian hilal antara 0 sampai 2 derajat kemungkinan besar tidak dapat dilihat secara rukyah. Hal tersebut juga disampaikan oleh Hendro Setyanto.
“Kemungkinan tidak dapat (bulan) terlihat,” ujarnya sebagaimana detikcom melansirnya.
Dengan kondisi tersebut, Hendro memerediksi bahwa 1 Ramadan atau awal puasa tahun ini akan jatuh pada hari Minggu 3 Maret 2022 mendatang.
“Ya (kemungkinan) hari Minggu,” kata dia.
Sebelumnya, PP Muhammadiyah melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 telah telah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1443 H akan jatuh pada 2 April 2022.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab atau perhitungan astronomis untuk menentukan awal Ramadan. Metode yang digunakan Muhammadiyah ini bernama hisab hakiki wujudul hilal. Dengan perhitungan ini, jika hilal sudah muncul di atas 0 derajat maka sudah disebut sebagai dinilai sebagai penanda pergantian bulan. (KS04)