BATAM (Keprisatu.com) – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meresmikan Masjid Tanwirun Naja atau yang telah dikenal dengan Masjid Tanjak, Jumat(24/6/2022) siang pukul 11.15.
Prosesi peresmian Masjid Tanjak ditandai penekanan sirine oleh Menko Airlangga, yang diiringi salawat Nabi dan kompang khas Melayu.
Selanjutnya, Menko Perekonomian didampingi Kepala BP Batam Muhammad Rudi, menanam pohon Khaya Senegalensis, di taman kecil di samping masjid.
Pohon penghias kebun ini, nantinya dapat tumbuh setinggi 60 meter dan mampu menaungi tanaman lainnya.
Selanjutnya, Menko Perekonomian melakukan penandatanganan prasasti tepat di pintu masuk masjid. Menuju aula masjid, Menko Airlangga bersama Kepala BP Batam Muhammad Rudi, melakukan pemotongan pita disertai ucapan Bismillahirahmanirahim.
Berada atas lahan 15.100 M2 dan total luas bangunan 4.983 M2, Masjid Tanwirun Naja diharapkan mampu menjadi sarana ibadah masyarakat Batam. Sekaligus, menjadi ikon baru wisata religi di Kota Batam.
“Masjid ini artinya menjadi penerang keselamatan. Kami berharap, jadi tempat beribadah dan sekaligus mendukung perwujudan Batam menjadi kota industri, investasi, dan destinasi pariwisata di Kepri dan Indonesia umumnya,” ujar Airlangga.
Airlangga menambahkan, pemulihan ekonomi daerah setelah Covid-19 memang harus disiasati dengan inovasi. Segala potensi industri harus dimaksimalkan, dan Batam menunjukkan diri untuk dapat memaksimalkan semua sektor yang ada.
“Potensi pariwisata dan industri utama lainnya, ini harus terjaga. Batam membuktikan itu. Kita tidak dapat lagi bergantung pada satu atau dua sektor industri saja. Kita harus terus bergerak,” ujar Airlangga.
Masjid Tanjak sebagai tempat ibadah, sarana meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang akan mendorong akidah berdasar Alquran dan sunah.
“Masjid ini dapat memperkokoh tali silaturahim dalam bersama membangun Pulau Batam, membangun Kepri lebih maju lagi, untuk kesejahteraan seluruh masyarakat,” harap Airlangga.
Sementara itu, Kepala BP Batam Muhammad Rudi, mengatakan, masjid yang berdiri megah ini merupakan masjid berbentuk Tanjak.
“Ide awal pemikiran bentuk masjid ini, berhubungan erat dengan budaya daerah, di mana Tanjak merupakan salah satu penutup kepala pria pakaian khas daerah di Tanah Melayu, begitu juga dengan di Batam,” kata Rudi.
Dalam memutuskan untuk pembangunan masjid ini, ungkap Rudi, pihaknya meminta saran dan masukan dari para ulama dan tokoh masyarakat Kota Batam.
“Masjid ini disiapkan untuk menjadi salah satu ikon Kota Batam. Nantinya dapat menjadi salah satu destinasi wisata di kota Batam,” visi Rudi.
Rudi juga menyebutkan, Masjid Tanwirun Naja yang biasa disebut Masjid Tanjak, berasal dari usulan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Batam, yang berarti ‘penerang keselamatan’.
“Sehingga, masjid sebagai tempat ibadah, pendidikan, dan dakwah bisa menjadi penerang keselamatan kaum muslimin dan muslimat,” urai Rudi.
Pembangunan Masjid Tanjak dimulai tahun 2021 sampai 2022. Lokasinya yang strategis di area Bandar Udara Internasional Hang Nadim, membawa Masjid Tanjak sebagai daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Rudi turut menyampaikan apresiasi, atas kerja sama yang baik dengan berbagai stakeholder yang memberikan dukungan luar biasa. Sehingga, pembangunan Masjid Tanjak dapat selesai tepat waktu.
Kegiatan dilanjutkan dengan Salat Jumat berjamaah. Dengan lantai bawah seluas 1.963 M2 serta lantai mezzanine seluas 460 M2, Masjid Tanjak mampu menampung 1.250 jamaah. Sebanyak 1.000 jamaah berada di lantai dasar, dan 250 jamaah berada di lantai mezzanine. (ks03)
Editor: tedjo