Batam, keprisatu.com – Nasib timnas akhirnya ditentukan sendiri saat menjalani lagi terahkir Grup D menghadapi tim kuat Asia, Jepang. Secara peringkat, Jepang (17) akan dengan mudah mengalahkan Indonesia (142) sebagaimana yang dilakukan oleh Irak (64) menghadapi timnas dengan skor 3-1.
Sepakbola bukan matematika, peringkat dan ball possetion unggul bukan jaminan untuk memenangi pertandingan. Secara fisik, para pemain timnas yang diperkuat 7-8 pemain diaspora dan naturalisasi jelas lebih unggul.
Irak mampu membalikkan ramalan, kendati kalah peringkat, namun mampu mengungkapkan Jepang dengan skor tipis, 2-1.
Hal lain yang juga bisa disikapi adalah menang pun, Jepang tetap menjadi runner up dibawah Irak karena secara head to head kalah. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa Jepang tidak akan maksimal dalam pertandingan tersebut, imbang tetap lolos dan posisi runner up yang akan melawan juara grup C Irak.
Hal lain yang menguntungkan timnas adalah posisi under-dog, jelas akan mempengaruhi para pemain asuhan pelatih STY akan bermain lepas tanpa beban. Pertimbangan lain baik Samantha, Patinama belum dimainkan, ini berpengaruh terhadap lawan untuk mensikapi pola serangan timnas.
Pola bertahan total, adalah jawaban dengan 4-5-1 menyisakan Ramadhan sebagai target mas dan menempatkan banyak pemain di lini tengah untuk menahan gempuran Jepang dan sesekali counter attack.
Kecepatan tim Jepang harus disampaikan oleh para pemain kuartet pertahanan. Jeli saat winger Jepang masuk pertahanan, yang diakhiri dengan umpan cut-back untuk dimanfaatkan para gelandang yang sering menumpuk di lini pertahanan lawan.
Jordi dkk di lini pertahanan tidak obral dalam slidding saat lawan memasuki kotak terlarang, lapangan sepertinya sedikit licin dengan banyaknya kejadian terjatuh saat mencoba merebut bola di kaki lawan.
Dalam sepakbola tidak ada kata 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣, kemungkinan lolos bisa terjadi dengan motivasi serta semangat pantang kalah. Tidak terburu- buru dalam melepas bola dan lebih sabar serta akurat saat memanfaatkan peluang. (Ks03)
