Beranda Nasional Masuk Indonesia, Menteri Luhut BP: Jalur Laut Hanya via Batam dan Tanjung...

Masuk Indonesia, Menteri Luhut BP: Jalur Laut Hanya via Batam dan Tanjung Pinang

92
0
Ratusan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bakal dipulangkan dari Malaysia melalui jalur laut dari Johor ke Pelabuhan Internasional Batam Center.
Luhut Binsar Panjaitan

Keprisatu.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah membatasi masuknya pelaku perjalanan internasional ke Indonesia.

Pembatasan ini berlaku selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2-4 hingga 4 Oktober. Pembatasan itu, baik di jalur darat, udara, maupun laut.

Luhut mengatakan, untuk pintu masuk kedatangan ke Indonesia melalui jalur laut hanya dibuka di dua titik.  “Untuk laut hanya di Batam dan Tanjung Pinang,” kata Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa Bali dalam konferensi pers terkait Perpanjangan PPKM Level 2-4 secara virtual, dikutip dilansir dari Kompas.com  Senin (20/9/2021).

Luhut juga mengatakan, untuk pintu masuk dari jalur udara hanya dibuka melalui Jakarta dan Manado. Sementara itu, untuk pintu masuk kedatangan dari jalur darat hanya dibuka melalui di Aru, Entikong, Nunukan dan Motaain.

“Dan pemerintah memperketat proses karantina bagi warga negara asing maupun Indonesia yang datang dari luar negeri,” ujarnya. Luhut menjelaskan, setiap pelaku perjalanan internasional yang tiba di Indonesia wajib mengikuti proses karantina selama 8 hari dan melakukan tes PCR sebanyak 3 kali.

Proses karantina dan testing, lanjutnya akan ditingkatkan di pintu masuk kedatangan melalui jalur darat.

“Selain itu, TNI dan Polri akan ditugaskan untuk melakukan peningkatan pengawasan di jalur-jalur tikus, baik di darat maupun laut,” tuturnya. Lebih lanjut, Luhut mengatakan, pembatasan masuknya pelaku perjalanan internasional ini bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air, mengingat negara-negara tetangga tengah menghadapi lonjakan kasus.

“Salah satu risiko (peningkatan kasus Covid-19) berasal dari luar negeri terutama melihat masih tingginya kasus Covid-19 di negara-negara tetangga,” ucap dia. (KS03)