Beranda Batam Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Batam Ciptakan Inovasi Dari Limbah Jadi Solusi Untuk...

Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Batam Ciptakan Inovasi Dari Limbah Jadi Solusi Untuk Industri dan UMKM

Kepala Program Studi Teknik Mesin Universitas Batam, Suharjo, S.Si., M.T. (batik) memberi selamat atas Inovasi Manipulator Robot enam derajat kebebasan (6 Degree of Freedom/6-DOF) yang dirancang Muhammad Irawan.

Batam, Keprisatu.com – Program Studi Teknik Mesin Universitas Batam melahirkan tiga karya inovatif yang diyakini mampu memberikan solusi praktis bagi dunia industri. Mulai dari robot otomatis berbasis Android, cairan pendingin ramah lingkungan dari minyak jelantah, hingga rancangan ulang alat bor untuk meningkatkan efisiensi produksi, semua lahir dari tangan kreatif mahasiswa Teknik Mesin.

Kepala Program Studi Teknik Mesin Universitas Batam, Suharjo, S.Si., M.T., mengatakan ketiga karya tersebut mencerminkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah di lapangan dan menawarkan solusi yang relevan.

“Ketiga karya ini lahir dari pemahaman mahasiswa terhadap kebutuhan nyata di lapangan. Mereka tidak hanya membuat proyek untuk kelulusan, tetapi menciptakan solusi yang siap dipakai di industri,” ujar Suharjo bangga.

Ia menegaskan, inovasi tersebut juga menunjukkan daya saing lulusan Teknik Mesin Universitas Batam.

“Karya-karya ini membuktikan bahwa mahasiswa kami mampu bersaing, bahkan menawarkan inovasi yang aplikatif di era industri 4.0,” kata Suharjo.

Karya pertama adalah Manipulator Robot enam derajat kebebasan (6 Degree of Freedom/6-DOF) yang dirancang Muhammad Irawan. Robot ini dikendalikan melalui ponsel pintar Android dengan metode inverse kinematic, memungkinkan lengan robot bergerak fleksibel layaknya tangan manusia namun dengan ketelitian tinggi. Robot tersebut dioptimalkan untuk tugas pick and place, yaitu memindahkan benda dari satu titik ke titik lain secara presisi.

 “Tujuan saya membuat ini adalah agar industri ringan bisa mendapatkan teknologi robotik dengan harga lebih terjangkau, tanpa harus membeli sistem impor yang mahal,” kata Irawan.

Karya kedua datang dari Ismail yang mengolah minyak jelantah menjadi cairan pendingin (coolant) untuk mesin bubut konvensional. Selama ini, coolant komersial berbahan kimia kerap menjadi beban biaya bagi pelaku UMKM. Penelitian Ismail menunjukkan bahwa minyak jelantah yang diolah dapat berfungsi efektif sebagai pendingin dan pelumas, sekaligus mengurangi limbah rumah tangga.

“Kalau bisa menghemat biaya sekaligus mengurangi limbah, kenapa tidak? Saya ingin coolant ini bisa diproduksi skala kecil untuk membantu bengkel-bengkel UMKM,” ujar Ismail.

Suharjo menilai karya ini memiliki dampak langsung bagi pelaku usaha kecil.

“Bagi kami, keberhasilan bukan hanya menghasilkan teknologi canggih, tetapi teknologi yang memberi manfaat nyata, dari industri besar hingga pelaku UMKM,” ucapnya.

Karya ketiga adalah penelitian Taufik Indrianto mengenai optimalisasi proses pengeboran (drilling) lubang berdiameter 18 milimeter. Ia memodifikasi desain mata bor (tool) untuk mengurangi getaran, mempercepat proses kerja, dan menghasilkan lubang yang lebih rapi.

“Desain baru ini bisa membuat proses produksi lebih cepat dan hemat energi. Kalau diterapkan secara luas, dampaknya bisa signifikan bagi industri manufaktur,” kata Taufik.

Menurut Suharjo, semua inovasi ini masih bisa dikembangkan lebih jauh.

“Kami melihat karya ini sebagai titik awal. Potensinya bisa dikembangkan ke arah otomasi, IoT, dan integrasi dengan sistem industri modern,” tuturnya.

Dengan semangat riset dan pengembangan seperti ini, Universitas Batam terus memposisikan diri sebagai pusat inovasi teknologi yang relevan dengan kebutuhan industri, baik di tingkat lokal maupun nasional. (*KS03) 

Editor : Tedjo