
Batam, Keprisatu.com – PropinsiKepri secara berangsur angsur akan mendatangkan sebanyak 3.200 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan hewan ternak yang dijadikan kurban di Idul Adha tahun 1443 hijriah.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 320 sapi yang berasal dari Lampung tiba di Pelabuhan Beton, Sekupang, Batam Kepulauan, Senin 20 Juni 2022.
Namun, setibanya di Batam, sapi sapi itu tidak boleh langsung dibawa ke penampungan hewan di Sei Temiang, namun terlebih dahulu akan menjalani beberapa tahap di antaranya, karantina selama 14 hari.
Hewan kurban ini juga sudah dilengkapi sertifikat kesehatan hewan dari Badan Karantina Pertanian, Surat keterangan kesehatan hewan dari Dinas Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Lampung Tengah, surat rekomendasi persetujuan pemasukan hewan ternak Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri serta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam.
Penyemprotan disinfektan pun dilakukan agar hewan kurban yang tiba di Batam bebas penyakit.
Wahyu Wahyudin, Ketua Komisi 2 DPRD Propinsi Kepri langsung mengecek di lokasi kedatangan sapi sapi ini.
“Sapi-sapi ini juga nantinya akan dikarantina lagi di (Isolasi Kesehatan Hewan) IKHA Dangas,” ujar Wahyu Wahyudin.
Ia mengatakan sapi yang dikirim ini sudah melakukan sejumlah standar operasional prosedur karantina yang ditetapkan oleh Satgas Penyakit Hewan dan Mulut (PMK) hewan kurban Kota Batam.
“Saat dikarantina, akan dilakukan pemantauan apakah sapi itu mengalami gejala penyakit PMK, kalau tidak terjadi apa apa, maka akan langsung dikirim ke tempat penampungan di Seitemiang,” kata Wahyu lagi.
Sapi sapi yang tiba di Batam ini tiba untuk pertama kalinya. Jumlahnya 320 dari 3.200 ekor sapi yang dibutuhkan. “Sekitar Rabu atau Kamis nanti akan datang lagi pengiriman berikutnya sekitar 400 an sesuai dengan kuota yang dibutuhkan yaitu 3200 ekor sapi untuk kebutuhan Idul Adha,” imbuh politisi PKS ini.
Wahyu Wahyudin: Semoga Hewan Kurban yang Didatangkan Sehat Semua
Terkait penyakit PMK yang berpotensi menjangkiti hewan sapi kambing dan lainnya, Wahyu Wahyudin menyebut penyakit PMK ini bisa menular dari hewan satu ke lainnya .
“Ada tiga macam yaitu kontak langsung yang kedua kontak tidak langsung, yang ketiga melalui udara atau aerox,” katanya.