Keprisatu.com – Nabi Zakariya As pada saat itu sudah tua. Usianya telah 90 tahun. Meski demikian, sang nabi tetap istiqamah memanjatkan doa agar mendapat karunia keturunan. Pada 3 Dzulhijjah pun menjadi momen terkabulnya doa Nabi Zakariya.
“Dia lebih tua dari Nabi Ibrahim ketika menimang Ismail,” tulis Ustadz Ahmad Rifa’i Rf’an dalam bukunya Bahkan Tuhan Pun Berkurban.
Sebagai seorang manusia biasa berhak mendapatkan keturunan yang kelak bisa mewarisi ilmu dan semangat dakwahnya. Hampir saja dia putus asa menunggu kehadiran seorang bayi yang lahir dari darah dagingnya sendiri, tetapi bagaimana bisa usianya saja sudah senja.
“Mengapa tidak, bukankah Allah Mahaberkehendak, jika Allah hendak menjadikan sesuatu, hanya dengan kun fayakun! (jadilah, maka terjadilah),” katanya, sebagaimana Republika.co.id mengutipnya.
Zakariya selalu berpikir, bukankah Allah tidak terikat hukum kausalitas (sebab akibat). Jika Allah berkehendak, apapun pasti terjadi sebagaimana Maryam yang bisa melahirkan Isa tanpa suami. “Nabi Zakariya pun tergugah untuk mendapatkan hal yang sama,” imbuhnya.
Hari demi hari dorongan mempunyai anak bertambah besar. Setiap malam lepas, Zakariya bermunajat kepada Allah. Nabi Zakariya mengisi harinya untuk memanjatkan cinta dengan doa yang diulang-ulang pada setiap menitnya.
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِين
“Ya Allah janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri tanpa keturunan, sedangkan engkaulah sebaik-baik pewaris.” (QS Al Anbiya ayat 89).
Kesungguhan, Harapan Tinggi, Keinginan Kuat, Ketulusan
Kesungguhan, harapan yang tinggi, dan keinginan kuat dengan mengiringinya ketulusan, doa Zakariua akhirnya berbuah indah. Allah akhirnya mengutus malaikat untuk datang menemuinya untuk memberi kabar bahwa Allah akan memberikan keturunan kepadanya. Perkataan sang malaikat itu terdapat dalam Alquran surat Maryam ayat 7.
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
“Hai Zakariya Sesungguhnya Allah memberikan kabar gembira kepadamu bahwa Dia akan memberimu seorang putra yang diberi nama Yahya, yang belum pernah diberikan kepada siapapun nama itu.”
Mendengar kabar tersebut, Nabi Zakariya begitu gugup. Dengan penuh keheranan dia bertanya, “Bagaimana mungkin aku yang Setua ini mendapatkan seorang putra, sedangkan istriku juga mandul?” Malaikat kemudian meyakinkan, “bukankah karena Allah yang menciptakan kamu, tentu Dia mampu pula memberimu seorang putra putra.”
Setelah itu benar-benar terlahir putranya yang juga bersejarah yaitu Nabi Yahya AS. Tiga Dzulhijah, adalah momentum ketika Allah kabulkan doa Nabi Zakariya. (ks04)
BACA JUGA ARTIKEL LAIN:
Keutamaan Beramal Saleh di 10 Hari Pertama Dzulhijjah