
Keprisatu.com – PT Moya Indonesia sudah ditetapkan sebagai pemenang tender pengelolaan air bersih di Kota Batam. Bagaimana profil PT Moya yang akan menjadi pengganti PT Adhya Tirta Batam?
PT Moya Indonesia dimiliki Moya Holding yang tercatat di Singapura. Anthoni Salim disebut menjadi pemegang saham pengendali Moya Holding Asia dengan modal senilai Sin $ 74 juta lewat pembelian saham dan right issue di bursa Singapura tahun 2018 silam.
“Moya Holding tercatat di Singapura. Moya holding yang memiliki Moya Indonesia yang juga masih perusahaan induk, tapi sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Kemudian melalui induk ini, Moya memiliki enam perusahaan lagi,” papar Chief Executive Officer Acuatico Pte. Lt, Ivy Santoso dilansir Keprisatu dari Kontan.
Beberapa perusahaan swasta air minum di Indonesia menginduk ke PT Moya Indonesia. Di antaranya mengembangkan enam perusahaan pengelolaan air minum swasta, seperti PT Moya Tangerang, PT Moya Bekasi, PT Aetra Air Jakarta, PT Aetra Air Tangerang, PT Autico Air Indonesia, dan terakhir PT Air Semarang Barat.
Keenam perusahaan itu bergerak dalam penyaluran kebutuhan air bersih untuk aspek industri, baik komersial maupun non komersial.
Kehadiran Moya di Indonesia disambut baik. Pasalnya Indonesia sempat mengalami krisis air bersih beberapa waktu lalu. Kehadiran perusahaan ini jelas membawa angin segar akan adanya perubahan-perubahan dalam hal kemajuan sumber daya, pengelolaan dan pendistribusian air bersih.
Sejak kehadiran PT Moya Indonesia, banyak perusahaan industri dan masyarakat merasa terbantu akan kebutuhan air bersih. Hingga kini konsumen air swasta ini jumlahnya terus meningkat.
Direktur Operasional PT Moya Indonesia, Joedi Herijanto mengatakan pihaknya berkomitmen membangun infrastruktur khususnya dalam sektor Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui jaringan perpipaan di Indonesia.
“Kami ingin memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan air bersih,” katanya.
Saat ini ada enam anak perusahaan Moya Indonesia yang menjadi operator air bersih di empat kota. Pertama, PT Aetra Air Jakarta dengan cakupan layana di sebagian Jakarta Utara dan Jakarta Timur serta memiliki kapasitas produksi 10.500 liter/detik untuk melayani 452 ribu pelanggan dengan total 3,1 juta jiwa. Kedua, PT Aetra Air Tangerang yang memiliki kapasitas produksi sebesar 900 liter/detik untuk melayani 68.208 pelanggan atau setara dengan 409 ribu jiwa. Hal ini merupakan proyek kerja sama kemitraan swasta dengan pemerintah Kabupaten Tangerang.
Ketiga, PT Moya Bekasi Jaya bekerja sama dengan PDAM Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi. Proyek ini menggunakan mekanisme kerja sama built operate transfer plus (BOT Plus). Kapasitas pengolahan air sebesar 1.100 liter/detik. Keempat, PT Moya Tangerang bekerja sama dengan PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang dengan konsep BOT Plus. Adapun, kapasitas pengolahan air sebesar 950 liter/detik dengan layanan di Kota Tangerang.
Kelima, PT Acuatico Air Indonesia yang memiliki kapasitas pengolahan air 85 liter/detik untuk melayani kawasan Rasuna Epicentrum di Jakarta Selatan dengan saluran dan distribusi mandiri.
Terakhir, PT Air Semarang Barat yang merupakan proyek kerja sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) SPAM Semarang Barat. Proyek ini akan mulai beroperasi pada 2021 dengan kapasitas produksi 1.000 liter/detik dan mencakup lebih dari 60 ribu sambungan pelanggan. (KS 04)