
Keprisatu.com – Ini kabar terbaru mengenai pembangunan Jembatan Batam-Bintan di Provinsi Kepri. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sedang mempersiapkan megaproyek ini.
Menurut PUPR, pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau ini pembangunannya akan mulai pada 2022 atau akhir 2021.
Pembangunan jembatan yang merupakan program prioritas Presiden Joko Widodo ini bakal memakan biaya investasi Rp8,62 triliun.
Pengerjaan proyek jembatan terpanjang di Indonesia ini dengan skema pemerintah dan badan usaha (KPBU). Kementerian PUPR sudah menyiapkan prakualifikasi tender pada bulan ini.
BACA JUGA: Kapal Perang Bisa Bermanuver di Jembatan Babin
“Jembatan Batam-Bintan saat ini kita sedang siapkan prakualifikasinya di bulan Februari, barusan baru menerima finalisasi dan review basic desain. Pertimbangan kapan konstruksi baru di 2022 awal atau akhir 2021,” ungkap Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Eko Di Heripoerwanto, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V, Senin (1/2/2021).
Pembangunan jembatan Batam – Bintan masuk dalam major project rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024. Jembatan ini akan membentang sepanjang 14,75 Km.
BACA JUGA: Kapal Perang Bisa Bermanuver di Jembatan Babin
Lokasi titik-titik jembatan sudah ditetapkan, yaitu di kawasan Kabil – Tanjung Sauh yang menjadi landing point. Bagian kedua Tanjung Sauh – Pulau Buau dan bagian ketiga Pulau Buau – Kabupaten Bintan.
Sebelumnya, pembangunan Jembatan Batam-Bintan sudah mulai dengan pemancangan patok titik awal di Kabil, Pulau Batam.
Hadir saat itu memancangkan patok titik awal jembatan, Selasa (1/12/2020), Pjs Gubernur Kepri Bahtiar Baharuddin. Juga hadir Wakapolda Kepri Brigjen Pol Drs Darmawan, Danlantamal IV Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto, dan Kaskoggabwilham Kogabwilhan I Mayjend TNI Syafruddin.
Mendampingi gubernur, nampak Pjs Wali Kota Batam Syamsul Bahrum dan Plh Kepala BP Batam Purwiyanto serta BPN Kepri Askani. Pemancangan titik awal itu di lokasi landing point Kabil, Batam.
”Kita hari ini ingin membuat sejarah yang belum terselesaikan selama ini. Hari ini kita menentukan yang kita diskusikan dan belum selesai-selesai,” tutur Bahtiar.
”Ini lahan BP Batam. BP mendukung. Kalau kurang bahkan BP siap membantu lahan,” imbuh Bahtiar. Peresmian dan pemancangan titik awal itu bagi Bahtiar merupakan mimpi pembangunan selama 20 tahun.
”Sudah kita gelar rapat dengan PUPR, yang sebelumnya tidak selesai-selesai, titiknya dari mana. Alhasil, kita putuskan ini mulai. Kalau kebanyakan diskusi, tak jadi nanti. Makanya saya minta mulai saja,” tegas Bahtiar. (ks04)
editor: arham