Beranda Internasional Jiran Malaysia Banjir, Hampir 50 Ribu Mengungsi

Jiran Malaysia Banjir, Hampir 50 Ribu Mengungsi

218
0
Jalanan terendam di Terengganu Malaysia, 7 Januari 2021. (foto:bernama)
malaysia banjir
Jalanan terendam di Terengganu Malaysia, 7 Januari 2021. (foto: bernama)

Keprisatu.com – Lebih dari 48.000 orang warga jiran Malaysia di enam negara bagian terpaksa harus mengungsi, Jumat (8/1/2021), guna menghindari banjir akibat hujan deras yang terus melanda.

Jumlah pengungsi ini meningkat lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya 20.575 orang pada Rabu (6/1/2021). Sejumlah jalan terputus mengakibatkan pasokan sayur dan berbagai kebutuhan tersendat ke sejumlah daerah.

Kantor Berita Bernama melaporkan mereka yang terkena banjir terpaksa mengungsi berasal dari bagian pantai timur Kelantan, Terengganu, dan Pahang, serta Johor bagian timur. Beberapa dari mereka juga harus evakuasi dari daerah pedesaan Perak dan Sabah.

Krisis banjir Malaysia ini sudah memasuki bulan ketiga dan membuat harga berbagai sayuran dan kebutuhan menjadi melonjak. Pengiriman pasokan ke Singapura juga terganggu karena jalan banyak terputus akibat banjir.

Ketua Federasi Asosiasi Petani Sayuran Malaysia, Lim Ser Kwee mengatakan harga sayur telah melonjak karena cuaca buruk turut mempengaruhi produksi.

”Tidak ada matahari selama satu minggu dan hujan selama tiga sampai empat hari. Jadi sayuran tidak bisa tumbuh, “kata Lim sebagaimana The Straits Times mengutipnya.

Malaysia Banjir, Harga Sayur Melonjak 

Dia mengatakan musim hujan yang berkepanjangan telah menyebabkan penurunan pasokan sekitar 30 hingga 40 persen. Sehingga harga-harga naik. ”Harga kacang panjang misalnya naik menjadi RM8 per kilogram dari RM4 bulan lalu,” katanya.

Bernard Teh, salah seorang manajer pertanian di Simpang Renggam Johor menyatakan pengiriman sayuran terpengaruh karena beberapa jalan tertutup banjir. Padahal selama ini mengekspor 60 hingga 70 persen produksinya ke Singapura.

Hujan deras tanpa henti selama 72 jam terakhir telah menyebabkan tanamannya mati. Produksinya selama satu hingga dua minggu terakhir turun hingga lebih dari 50 persen.

”Untuk beberapa jenis sayuran, bahkan tidak ada sama sekali. Anda tidak akan bisa mendapatkannya, walaupun Anda punya uang, “katanya.

“Masalah pasokan ini bahkan mungkin berlanjut hingga setelah Tahun Baru Imlek,” katanya sembari menjelaskan sayuran seperti kacang-kacangan dan ketimun membutuhkan waktu 60 hingga 80 hari untuk matang. Sedangkan sayuran berdaun membutuhkan 20 hingga 30 hari.

Mr Momy Ket Jik, manajer penjualan senior di Ban Choon Marketing Pte Ltd, mengatakan pasokan sayuran dari Malaysia telah terpengaruh sejak pekan lalu, menyebabkan perusahaan lebih bergantung pada sumber impor lainnya.

Setidaknya lima kematian telah dilaporkan karena musim hujan tahunan, yang biasanya dimulai pada bulan November dan berlangsung selama sekitar empat bulan.

Korban terakhir adalah seorang pria berusia 20 tahun, yang jatuh dari perahu pada Kamis saat membantu korban banjir pindah ke tempat penampungan di Kuala Krai, Kelantan.

Pahang, negara bagian terbesar di Semenanjung Malaysia, merupakan daerah terparah pada musim hujan saat ini, dengan banyaknya sungai besar meluap setelah hujan deras. (ks04)

editor: arham