Beranda Politik Jelang Perayaan Hari Lahir Pancasila, Basarah Beber Jejak Bung Karno

Jelang Perayaan Hari Lahir Pancasila, Basarah Beber Jejak Bung Karno

Wakil Ketua MPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengingatkan lagi soal arti penting Pancasila. Sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. (dok JawaPos.com)
Wakil Ketua MPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengingatkan lagi soal arti penting Pancasila. Sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. (dok JawaPos.com)

Keprisatu.com – Jelang perayaan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni, Wakil Ketua MPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengingatkan lagi soal arti penting Pancasila. Sebagai dasar negara dan ideologi bangsa.

“Pancasila juga sebagai jalan hidup bangsa Indonesia. Bukan isme-isme lain seperti kapitalisme maupun ideologi khilafah yang mendasari ISIS,” ujar Basarah dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Jumat (29/5).

Dijelaskan Basarah, sejak negara Indonesia didirikan pada tahun 1945, para pendiri bangsa telah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Namun, tidak sedikit yang kurang bisa memahami eksistensi dan kedudukan hukumnya.

“Karena kurang memahami dengan benar sejarah pembahasan dan perumusan Pancasila itu,” ujarnya.

Menurut Basarah, Bung Karno sebagai Bapak Bangsa telah yang berhasil menyintesiskan berbagai pandangan yang telah muncul.

“Beliau menjadi orang pertama yang mengonseptualisasikan dasar negara itu ke dalam pengertian dasar falsafah dan pandangan komprehensif dunia secara sistematik, solid dan koheren,” paparnya.

“Jadi tanpa mengikutsertakan Bung Karno dalam menjelaskan sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasar negara sama saja dengan memutus rantai sejarah bangsa Indonesia,” tegasnya.

Basarah lalu membeberkan proses lahirnya Pancasila dalam tiga rumusan. Yakni rumusan oleh Bung Karno lewat pidatonya pada 1 Juni 1945, rumusan oleh Panitia Sembilan yang diketuai oleh Bung Karno dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final pada Pembukaan UUD 1945.

Rumusan final disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang juga diketuai oleh Bung Karno pada tanggal 18 Agustus 1945. Dari ketiga dokumen otentik rumusan Pancasila tersebut terlihat sangat jelas bahwa Bung Karno memiliki peran strategis dalam proses pembahasan dan perumusan Pancasila bersama para pemimpin bangsa Indonesia yang lainnya.

Lalu mengapa rumusan Pancasila itu diterima dengan aklamasi? Basarah mengutip pandangan Presiden RI Kelima yang juga putri Bung Karno, Megawati Soekarnoputri. Menurut Megawati, rumusan Pancasila diterima secara bulat karena memang dirumuskan dengan berdasar akar sejarah dan budaya kuat yang dihidupi masyarakat Indonesia.

Basarah lalu mengungkapkan kisah Bung Karno saat berpidato di depan sidang PBB pada 30 September 1960. Proklamator RI itu menyangkal pendapat Bertrand Russel, seorang filsuf Inggris, yang membagi dunia hanya ke dalam dua poros ideologi, yaitu liberalisme/kapitelisme dan komunisme.

Bung Karno menyampaikan di forum itu, Indonesia tidak dipimpin oleh kedua paham itu. Bung Karno membeberkan Pancasila, yang sudah dihidupi oleh rakyat Indonesia selama dua ribu tahun peradaban Nusantara. Bung Karno bahkan menegaskan, Pancasila lebih tinggi dibanding ‘Decalaration of Independence’ yang menjadi dasar bagi Liberalisme, maupun Manifesto Komunis.

“Jadi sejak awal para founding fathers sudah melihat bahwa Pancasila adalah ideologi yang lebih sesuai dan lebih cocok dengan falsafah hidup dan kepribadian bangsa Indonesia,” paparnya.

Ia juga menuturkan, Pancasila lebih sesuai dan cocok bagi bangsa Indonesia dari pada Komunisme yang menganut falsafah atheisme karena Pancasila punya sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Pancasila lebih sesuai dan cocok bagi bangsa Indonesia dari Liberalisme/Kapitalisme yang ekonominya dikuasai kaum pemilik modal karena Pancasila punya sila Keadilan Sosial,” kata Basarah.

Sumber: jawapos