Keprisatu.com – Kepala Markas PMI yang juga menjabat sebagai Sekretaris PMI Kota Batam, Asmin Patros menyatakan kebutuhan darah di Indonesia, khususnya di Batam terbilang sangat tinggi. Mulai dari persalinan, mengobati penyakit, dan juga penanganan ketika terjadi suatu kecelakaan yang mengakibatkan korban kehilangan banyak darah.
“Semua darah yang diperoleh dari PMI Batam itu memang gratis. Yang bersumber dari pendonor hingga beragam kegiatan bakti sosial. Tapi perlu diketahui juga, ada biaya sebesar Rp350 ribu yang harus dikeluarkan sebagai biaya pemprosesan darah,” jelas Asmin Patros, Jumat (25/6/2021).
Kata dia, adapun biaya yang diberikan ini karena darah tidak bisa langsung disalurkan ke pendonor kepada penerima. Sehingga, sambungnya, biaya yang dikeluarkan bukan untuk membayar darah, tapi melainkan untuk beberapa tes-tes pengujiannya.
“Proses pengambilan darah dari pendonor, juga melalui beberapa tahapan yang bisa memakan waktu hingga enam jam lamanya. Setelah melalui proses panjang itu, barulah darah bisa diberikan,” ujarnya.
Proses yang harus dilalui antara lain adalah uji kelayakan bebas dari penyakit HIV, Malaria dan Hepatitis. Kualitas darah pun menjadi prioritas penelitian.
Selain itu, darah juga tidak bisa ditampung menggunakan ember dan botol. Namun harus menggunakan kantong darah. Harga kantong darah yang masih diimpor pun menjadi salah satu faktor melambungnya harga.
“Dan kantong darah ini juga sangat spesifik dan khusus. Sehingga tidak sembarang,” terangnya.
Sehingga biaya yang dikeluarkan bagi yang membutuhkan darah adalah biaya pemeliharaan dan pengolahan darah, perekrutan donor, pengadaan kantung, bahan pakai modis dan non medis, pemeriksaan Hb, uji saring penyakit, uji cocok serasi, penggantian alat, pemeliharaan, dan biaya penunjang lainnya.
“Jadi sangat sampai salah paham lagi ya. Bukannya ambil darah di PMI Batam itu bayar, namun prosesnya yang memang membutuhkan dana sehingga saat ditransfusikan ke orang yang membutuhkan sudah sangat aman,” terangnya.(KS10).
Editor : Tedjo