Batam, Keprisatu.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperingatkan, potensi lonjakan harga mi instan akibat efek domino perang Rusia-Ukraina.
Pasalnya, Indonesia mengandalkan pasokan gandum impor, di mana Rusia dan Ukraina merupakan negara pemasok gandum dunia. Di mana produk turunan gandum salah satunya adalah tepung terigu.
“Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia. Di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sebuah webinar, dikutip Selasa (9/8/2022).
Tradingeconomics mencatat, sesi perdagangan hari Selasa (9/8/2022), harga gandum naik ke US$7,81 per bushel. Harga gandum internasional sempat melambung ke US$12,77 per bushel di 17 Mei 2022, sebagai dampak memanasnya perang Rusia-Ukraina.
Terpantau harga tepung terigu pun terus beranjak naik.
Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga tepung terigu pada 9 Agustus 2022 melonjak 16,19% atau Rp 1.700 menjadi Rp12.200 dibandingkan 8 Januari 2022 yang masih Rp10.500.
Lalu bagaimana efeknya ke mi instan?
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, harga Indomie Bawang pada 30 Januari 2022 dan 12 Maret 2022 adalah Rp 2.400 per bungkus.
Namun pada 6 Juli dan 1 Agustus 2022 sudah menjadi Rp 2.700 per bungkus.
Indomie Kuah Rasa Ayam Bawang 1 dus isi 40 bungkus di bulan April 2022 masih dibanderol Rp96.900. Artinya, jika per bungkus harganya adalah Rp2.422,5 atau jika dibulatkan Rp2.500.
Jika mengacu harga di ritel modern saat ini, harganya sudah mencapai Rp.3000 per bungkus. Artinya, ada kenaikan Rp500.
Harga 1 dus Indomie Goreng isi 40 pada 12 Juli 2022 adalah Rp 105.000, namun per 6 Agustus harganya sudah naik jadi Rp 112.000.
Padahal, di bulan April 2022, harganya masih Rp103.900.
KS10
Sumber: cnbcindonesia.com