Keprisatu.com – Melonjaknya harga kedelai menjadi kado pahit 2021, khususnya bagi produsen tahu dan tempe. Harga kedelai naik signifikan hingga 35 persen, terutama dari negara-negara produsen seperti Amerika, Brasil, dan Argentina. Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
“Tentu dengan langkah cepat bersama berbagai integtator dan pengembang kedelai yang ada kita lipatgandakan dengan kekuatan. Kita bergerak cepat agar produksi dalam negeri meningkat,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Senin (4/1/2021).
Menurut Mentan SYL, produksi kedelai dalam negeri harus lebih banyak lagi agar dapat memenuhi kebutuhan domestik secara mandiri. Pasalnya, kebutuhan kedelai setiap tahunnya meningkat, sementara impor kedelai hingga kini masih tinggi.
“Masalah kedelai adalah masalah global, sehingga membuat harga kedelai terpengaruh, khususnya dari Amerika. Tidak hanya di Indonesia ada kontraksi seperti ini, di Argentina misalnya, juga terjadi polemik terkait produksi kedelai,” sambungnya.
SYL menuturkan, pihaknya fokus melipatgandakan produksi atau ketersediaan kedelai dalam negeri. Produksi kedelai dalam negeri harus bisa bersaing, baik kualitas maupun harga. Di antaranya melalui perluasan areal tanam dan menyinergikan para integrator, unit-unit kerja Kementan, dan pemerintah daerah.
“Kami sudah bertemu dengan jajaran Kementan dan juga melibatkan integrator serta unit-unit kerja lain. Pertemuan ini untuk mempersiapkan kedelai nasional kita lebih cepat,” jelasnya.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menambahkan, faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga kedelai impor adalah ongkos angkut yang naik. Kenaikan ongkos ini karena waktu transport dari negara asal menjadi lebih lama, dari 3 minggu menjadi 6 hingga 9 minggu.
Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor. Kementan memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan pasar kedelai lokal dan produksi kedelai dalam negeri.
“Kita melakukan MoU antara Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) dengan Gabungan Kelompok Tani dengan investor. Kerjasama ini untuk meningkatkan kemitraan produksi dan memaksimalkan pemasaran serta penyerapan kedelai lokal milik petani,” tuturnya. (ks08)