Keprisatu.com – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus mengemukakan menghina orang tua merupakan salah satu perbuatan dosa besar. Bahkan menghina orang tua orang lain akan sama saja dengan menghina orang tua sendiri.
“Orang tuanya dilaknati, diumpati, dicaci maki itu termasuk dosa paling besar,” tutur Gus Mus dalam tayangan Jimat Ramadhan, sebagaimana dilansir NU Online pada Selasa (19/4/2022).
Penjelasan itu bersandar pada hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Amr. “Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Amr, dia berkata, Rasulullah pernah berkata ‘Sesungguhnya yang termasuk dari dosa besar yang lebih besar dari dosa-dosa besar ialah melaknatnya seorang anak pada orang tuanya,” papar kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah, itu.
“Kemudian Nabi Muhammad saw ditanya ‘Ya Rasulallah, bagaimana bisa seseorang melaknat orang tuanya sendiri, kanjeng Rasul?” imbuhnya.
Mendapati pertanyaan tersebut, lanjut Gus Mus, Rasulullah kemudian memberikan jawaban bahwa bentuk melaknatnya seseorang kepada orang tua adalah ketika seseorang menghina orang tua orang lain hingga membuat orang lain merasa terusik dan membalas kembali hinaan atas orang tuanya.
Jawaban Rasulullah saw memiliki makna sama halnya dengan menghina orang tua orang lain sama dengan menghina orang tua sendiri. “Sejahat-jahatnya orang, masa ada orang melaknati orangtuanya, mencaci orang tuanya. Nabi Muhammad kemudian menjawab, ‘Orang tersebut [si A] menghina bapaknya orang lain [si B]. Akhirnya, si B menghina bapak dan ibunya si A,” papar Gus Mus.
“Karena terlalu kesal dan benci dengan seseorang, orangtuanya sampai dibawa-bawa. Terus orang yang dihina membalas, tidak terima bapaknya digituin. Akhirnya dia juga menghina. Itu berarti kalau kamu menghina orang tua seseorang berarti kamu menghina orang tuamu sendiri. Karena mereka pasti juga marah juga akan melaknati orang tuamu,” tambahnya.
Mendapati kondisi zaman saat ini, Putra ulama karismatik Almaghfurlah KH Bisri Mustofa ini pun turut merindukan implementasi perilaku saling menghormati dan tidak menghina orang tua saat sedang berselisih dengan orang lain.
“Kamu kesal sama seseorang, kamu bawa bapaknya, kan banyak orang yang seperti itu,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang, ini.
“Ajaran kanjeng Nabi Muhammad saw ini masyaallah kalau diikuti oleh umatnya pasti hidup itu enak banget, tapi orang berselisih sampai bawa-bawa orang tua segala,” pungkasnya. (KS04)