Keprisatu.com – Gus Baha memberi tausyiah bagaimana para Wali Allah zaman dulu punya cara pandang yang menarik terhadap sebuah doa. Di mana wali-wali ini berpikir positif dan mengutamakan segala sesuatu bagi kemaslahatan orang banyak, pun begitu terhadap doa.
Itulah sebabnya, para Wali Allah mengutamakan doa untuk para pemimpin atau penguasa terlebih dulu, agar pemimpin jadi saleh. Hal Ini sebagaimana terdapat dalam kitab Al Bidayah Wa Nihayah karya Ibnu Katsir tepatnya pada juz 5 halaman 238.
BACA JUGA: Buya Yahya Sampaikan Pesan kepada Calon Pemimpin
“Para wali-wali dulu, kalau berpikir sangat-sangat positif. Sangat-sangat berpikir untuk orang banyak,” jelas pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran-Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al Quran (LP3iA) Narukan, Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim dalam acara dzikir nasional virtual yang diselenggarakan DPP PPP pada Kamis (17/12) malam.
”Kalau saja saya tahu punya doa yang mustajab, doa yang pasti Allah kabulkan. Maka, pasti doa itu saya peruntukan bagi seorang pemimpin besar. Seorang presiden, raja, bukan untuk saya,” imbuh Gus Baha sebagaimana laman Republika.co.id mengutipnya.
Gus Baha Sebut Para Wali Inginkan Pemimpin Saleh
Lalu, mengapa para wali memperuntukkan doa bagi para pemimpin terlebih dulu? Menurut Gus Baha, ketika pemimpin itu menjadi pemimpin yang baik, maka kebaikannya akan terasa ke seluruh bangsanya atau berdampak besar bagi rakyatnya. Karena itu Gus Baha menjelaskan di antara ajaran almarhum KH Maimun Zubair adalah tidak boleh egois dalam beramal.
“Karena ketika pemimpin besar ini, mungkin dalam konteks modern bisa presiden, bisa raja. Sekali beliau ini baik, maka kebaikannya akan terasa bagi seluruh bangsa,” terang Gus Baha.
Dia melanjutkan, “Apa artinya kita saleh sendiri kemudian bangun masjid (saja) susah. Apa artinya saleh, kemudian tidak menciptakan komunitas sosial?”
Gus Baha menjelaskan, bahwa ketika bangsa ini diimpit pandemi kemudian mereka pulang kampung, kemudian mereka baik-baik saja, karena ada sistem sosial yang ditanamkan para kiai. Hal itu karena orang orang baik untuk menolong yang lemah memberi makan yang kelaparan, menghibur yang sedang galau, sehingga selain negara berbuat baik sistem sosial kita juga berbuat baik.
Sebab itu pula dalam mengawal sebuah bangsa, Gus Baha menambahkan, memerlukan jiwa besar dan kearifan antara negara dan masyarakat untuk terus bersama-sama. (ks04)