Keprisatu.com – Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sepanjang tahun 2022 tumbuh melesat sebesar 5,09 persen. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Provinsi Kepri sepanjang tahun 2022 sudah tumbuh sebesar 5,09 persen. Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Kepri hanya 3,34 persen. Artinya Kepri sudah jauh lebih melesat dibanding tahun sebelumnya.
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus, mengungkapkan pada triwulan IV-2022 ekonomi tumbuh sebesar 7,24 persen. Angka tersebut banyak ditopang oleh oleh industri pengolahan dan kontruksi.
“Industri pengolahan memberikan andil pertumbuhan terbesar 3,48 persen, diikuti konstruksi dengan andil pertumbuhan sebesar 2,74 persen,” ungkapnya, Senin (6/2/2023).
Sementara, jika pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tumbuh sebesar 6,40 persen. Angka itu tumbuh lebih cepat dibanding pertumbuhan triwulan IV-2021 yang tumbuh sebesar 5,27 persen.
“Dalam lingkup regional, PDRB Kepri triwulan IV-2022 memberikan kontribusi sebesar 7,54 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera,” sebutnya.
Selain itu, BPS juga mencatat capaian ekonomi Kepri 2022 ini merupakan pertumbuhan paling tinggi selama kurun waktu 7 tahun belakang. Di mana, pada 2016 ekonomi Kepri tumbuh 4,98 persen, 2017 turun 1,78 persen, 2018 tumbuh 4,47 persen, dan tahun 2019 pada angka 4,83 persen.
Kemudian, pada 2020 ekonomi Kepri sempat anjlok hingga minus 3,8 persen, tahun 2021 tumbuh 3,43 persen, dan terakhir 2022 pada angka 5,09 persen.
Dalam pada itu, BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil tumbuh kuat 5,31 persen sepanjang tahun 2022 dibandingkan pada 2021 yang hanya di angka 3,70 persen. Pertumbuhan ekonomi ini tercatat tertinggi sejak 2013, yakni 5,56 persen.
Tak hanya itu, pada kuartal keempat 2022 perekonomian RI masih bertahan di atas 5 persen, yakni 5,01 persen. Meski memang pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan kuartal ketiga 2022 yang terealisasi 5,73 persen.
Kepala BPS Pusat, Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan yang kuat ini tercermin dari seluruh sektor perekonomian. Hal ini didorong oleh melandainya kasus covid-19 di Tanah Air dan mobilitas yang meningkat.
“Di tengah ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tumbuh solid di atas 5 persen dengan kuartal I hingga IV tumbuh 5,31 persen,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).
Margo menyebutkan dari 17 sektor lapangan usaha yang dipantau BPS, semua mengalami pertumbuhan positif. Ada lima leading sector, yakni industri, perdagangan, pertanian, pertambangan dan konstruksi yang memberikan andil terbesar ke perekonomian juga tercatat membaik kinerjanya dibanding 2021.
Sektor industri pengolahan berhasil tumbuh 4,89 persen. Tercermin dari industri makanan dan minuman (mamin) yang tumbuh sebesar 4,90 persen, didorong peningkatan permintaan beberapa komoditas mamin di dalam negeri, serta meningkatnya ekspor kelapa sawit (CPO). (KS04)