Batam, Keprisatu.com – Dalam keheningan hutan bakau Setokok, langkah kaki para pecinta lingkungan dari Korea Selatan menyatu dengan denyut warga lokal. Bersama Yayasan Serindit Philosophy Center, mereka menanam harapan di antara lumpur, air asin, dan akar-akar kehidupan: 4.000 bibit mangrove di lahan satu hektare yang terletak tak jauh dari lokasi tempat Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, pernah menanam mangrove pada 2021 lalu.
Pagi itu, Selasa (14/01/2025) penanaman ini bukan sekadar aktivitas seremonial. Selama tiga hari berturut-turut, kegiatan itu menjadi wujud nyata dari semangat restorasi, pemulihan, dan perlindungan ekosistem pesisir yang semakin terdesak oleh perubahan iklim.
Di bawah koordinasi Serindit Philosophy Center—organisasi nirlaba yang fokus pada pendidikan dan penelitian konservasi—bibit-bibit ditanam di berbagai zona hutan mangrove: mulai dari tepi pantai, bantaran sungai, hingga ke dalam jantung hutan bakau.
“Dalam aksi ini, kami memilih tujuh spesies mangrove yang punya peran penting secara ekologis dan mampu beradaptasi di berbagai kondisi pesisir,” ungkap Alawy, Ketua Yayasan Serindit Philosophy Center. Spesies-spesies itu antara lain Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorrhiza, Xylocarpus granatum, dan Nypa fruticans.
Yang menarik, keterlibatan relawan asal Korea Selatan dalam aksi ini bukan hanya sebagai simbol persahabatan antarbangsa, tapi juga representasi kolaborasi global untuk lingkungan yang lebih baik. Di bawah bimbingan para pakar lokal, para relawan asing ini tak ragu turun ke lumpur, bekerja bahu-membahu bersama masyarakat Setokok menanam masa depan.
“Restorasi ini merupakan langkah penting dalam mitigasi perubahan iklim. Mangrove meningkatkan ketahanan pesisir dan menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati laut,” jelas Alawy.
Lebih dari itu, kegiatan ini menegaskan satu hal: bahwa kekuatan aksi kolektif adalah kunci dalam menghadapi krisis lingkungan. Alawy menyebut, keberhasilan kegiatan ini adalah hasil sinergi antara semangat warga lokal dan dukungan internasional.
“Dengan komitmen bersama, kami percaya bahwa hutan mangrove Setokok akan terus tumbuh dan menjadi ekosistem yang sehat bagi generasi mendatang,” pungkasnya.
Sebagai catatan, Serindit Philosophy Center merupakan organisasi penelitian dan pendidikan nirlaba yang memiliki misi utama untuk menjaga spesies endemik, terancam, dan hampir punah, melalui aksi konservasi berbasis komunitas dan ilmu pengetahuan. (KS03)
Editor : Tedjo