Batam, Keprisatu.com – Arahan dan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan potensi Pulau Nipa yang menerapkan konsep Pertahanan Berbasis Ekonomi seakan ternodai.
Rusaknya nama besar Pulau Nipa yang merupakan kawasan ekonomi berbasis militer ini karena adanya tindakan oknum pejabat Pelindo. Dimana menyebar informasi mengenai oknum pelabat di Pelindo ini ingin memonopoli kawasan yang merupakan pulau terluar Indonesia.
“Tindakan yang dilakukan oleh oknum pejabat di Pelindo ini tidak mencerminkan akhlak yang dibangun di BUMN,” kata sumber media ini menyikapi pemberitaan sejumlah media, Senin (13/11/23).
Pada sebuah artikel yang dipublish di media online lokal ada dugaan oknum pejabat di Pelindo melakukan praktek monopoli pekerjaan di Pulau Nipa. Dari informasi yang diperoleh di lapangan, diketahui oknum yang melakukan tindakan tidak terpuji tersebut berinisial AG.
Dimana AG melakukan tindakan untuk memonopoli pekerjaan di Pulau Nipah itu karena ia memiliki jabatan strategis. Ditambah lagi aksi monopoli pekerjaan oleh AG diketahui melalui beberapa perusahaan miliknya yang bernaung di bawah PT BML (Shipping Agencies and Marine Equipment) Group.
PT BML merupakan sebuah perusahaan pengiriman barang dan bongkar muat kapal dengan tujuan memenuhi kebutuhan keagenan pelayaran di pelabuhan. Dari informasi dari narasumber yang layak dipercaya, bahwa awalnya Ag mendirikan sebuah perusahaan yakni PT BML pada tahun 2022 lalu.
Seiring berjalan waktu, perusahaan tersebut menjelma menjadi sebuah perusahaan induk. PT BML telah melahirkan beberapa perusahaan untuk mendukung semua jenis pekerjaan yang ada di Pulau Nipa.
Ada beberapa perusahaan yang tergabung di bawah naungan PT BML. Antara lain PT BMS bergerak di bidang Cargo Surveyor. Kemudian, PT NTM bergerak di bidang Boat Services and Pilotage. Lalu, PT MAP bergerak di bidang Shipchandler dan selanjutnya, PT OPI dan PT SJE.
Bahkan, gurita bisnis Ag telah merambah ke Travel Agent di bawah PT. CTN. Lalu, ada juga membuat perusahaan Car Rental di bawah perusahaan PT. EAB dan PT.SMB.
Dari semua perusahaan tersebut, AG melibatkan orang-orang terdekatnya yang memiliki keluarga. Ada orang tua, istri, adik serta saudaranya untuk menduduki jabatan-jabatan strategis disetiap perusahaan yang ia buat.
Dengan dilakukannya monopoli semua pekerjaan yang ada di Pulau Nipa tersebut, otomatis AG memiliki harta kekayaan yang berlimpah dan sangat fantastis jumlahnya.
Kemudian, berdasarkan informasi yang diterima bahwasamnya AG juga baru membeli dua unit apartemen sekaligus secara tunai di salah satu lokasi di Batuampar, Batam.
Belum lagi sejumlah rumah dan ruko serta kendaraan yang sudah tidak terhitung lagi banyaknya yang dia miliki, yang semuanya diduga ia dapatkan dari keuntungan perusahaan yang ia miliki.
Dan, masih menurut informasi tersebut dalam melakukan pekerjaan bongkar muat, kuat dugaan dia juga melakukan manipulasi pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pekerjaan tersebut.
Lanjutnya, Ag sebagai owner pada ketujuh perusahan tersebut diduga telah memonopoli semua pekerjaan di PT. Pelindo. Dan, yang paling merugikan negara ialah mengenai Bongkar Muat di Kapal.
Contohnya, dia melakukan bongkar muat 100.000 Metrik Ton, kemudian yang dilaporkannya hanya 15.000 Metrik Ton saja.
“Paling sedikit 200.000 Metrik ton dan kadang-kadang mencapai da 500.000 Metrik Ton. Sementara PNBP yang dilaporkannya ke KSOP hanya sebesar 15.000 Metrik Ton,” kata salah seorang sumber media ini.
Dia juga mengatakan apabila mau membuktikan bisa di cek manivesnya di Bea Cukai. Kemudian ungkapnya rata-rata AG mendapatkan keuntungan dari setiap pekerjaan yang dilaporkannya yang tidak sesuai dengan manifest diperkirakan mendapat keuntungan sebesar 72.000 US Dollar setiap kali kegiatan bongkar muat.
“Pekerjaan yang dia lakukan itu diperkirakan sejak ia mendirikan perusahaan-perusahaan miliknya yakni sejak tahun 2022 sampai dengan sekarang,” pungkasnya. (KS14)
Editor : Tedjo
