
Keprisatu.com – Kota Batam masih menghadapi ancaman banjir dadakan yang terjadi saat hujan lebat . Banjir ini terjadi akibat sungai tidak lagi mampu menampung curah hujan sehingga meluap dan menggenangi permukiman warga
Bahkan yang mengguyur selama dua hari berturut menyebabkan tiga kecamatan di Kota Batam, Kepulauan Riau, terendam banjir.
Bahkan air yang menggenang hingga ketinggian 1 meter membuat 150 warga Kecamatan Batuaji, Batu Merah, dan Batu Ampar harus mengungsi.

Laporan dari perangkat kecamatan di tiga lokasi sedikitnya 45 KK (kepala keluarga) yang terdampak banjir ini sudah berhasil dievakuasi akibat banjir di awal tahun 2021 ini.
Tidak hanya menyebabkan banjir, namun akibat derasnya hujan ini, menyebabkan beberapa lokasi di Batam mengalami longsor. Dua diantaranya di Batu Ampar dan Sekupang yang juga mengalami tanah longsor.
Anggota DPRD Kepri dari Fraksi PKS , Yusuf SMN MM, mengaku mendapatkan kabar bahwa banjir parah terjadi salah satunya di Kecamatan Batuaji, tepatnya di Puskopkar Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Propinsi Kepri.
Yusuf yang saat ini duduk di Komisi 3 DPRD Kota Batam mengingatkan warga Batam untuk meningkatkan kewaspadaan. Apalagi di Bulan Januari ini bulan rawan banjir. Yusuf menyempatkan diri sidak ke lokasi yang diduga menjadi sumber luapan air yaitu di kanal besar di Perumahan Puskopkar Batuaji, Kota Batam.
Di lokasi Yusuf yang juga menjadi Ketua DPD PKS Kota Batam ini melongok ke dalam saluran drainase yang sempat ditutup dengan beton. “Salurannya besar, sayangnya, lubangnya kecil bahkan nyaris tertutup sehingga air meluap,” imbuh Yusuf.
Banjir di Batam Disebabkan Pendangkalan dan Sampah

Yusuf SMN MM menyebutkan , hasil dari pantauan langsung di lokasi, banyak faktor yang menyebabkan banjir di Batam umumnya terjadi , salah satunya karena faktor manusia. “Banyak drainase yang mengecil saluran drainasenya akibat sedimentasi dan juga sampah,” ujar Yusuf SMN MM, Jumat (22/01/2021).
Faktor lainnya, tidak sedikit pengembang yang melakukan cut and fill tanpa memperhatikan dampak lingkungan. Selain itu tidak didukung Sistem drainase yang memadai .
“Jadi kalau Batam mau bebas banjir, ya sama-sama harus bekerja sama untuk tidak membuang sampah sembarangan terutama di parit / DAS . (rakyat),” kata dia.
Lalu, hal mendasar yang harus dilakukan melakukan normalisasi drainase yaitu membuang endapan tanah dan juga sampah secara rutin yang dilakukan oleh pemerintah dan rakyat.
“Selain itu pemerintah juga harus melakukan peningkatan infrastuktur drainase seperti pelebaran, pendalaman, pembuatan tanggul, dan lainnya,” ujar Yusuf.
Dia berharap kepada warga Batam dan juga para pengembang untuk tidak sembarangan melakukan cut and fill di bukit (untuk pemerintah dan pengembang / swasta). “Banjir di Batam bisa diatasi bersama sama , tidak bisa sepihak saja,” jelasnya . (KS03)
Editor : Teguh Joko Lismanto